Indreswari alias Dewi Andongsari diusir dari Majapahit. Itu karena iri hati dari permaisuri Dara Petak dan Dara Jingga. Dalam pelariannya di Gunung Ratu, Lamoman. Dewi Andongsari melahirkan seorang anak yang dikenal oleh warga sekitar dengan nama Joko Modo atau Gajah Mada.
"Masyarakat sekitar situs percaya, Dewi Andongsari adalah nama samaran dari Indreswari, salah satu istri selir pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya. Diceritakan, saat itu Indreswari sedang mengandung. Karena tidak senang kehamilan Indreswari, salah satu istri Raden Wijaya kemudian memerintahkan pengusiran terhadap Indreswari dari keraton. Dalam pelariannya, Indreswari ditemani dua binatang kesayangannya, yakni, Kucing Condromowo dan Garangan (musang) Putih," ujar Kepala Desa Sendangrejo Suwaji.
Suwaji menceritakan saat Dewi Andongsari sedang keluar untuk mencari air datanglah ular besar yang hendak mencelakai Jaka Mada. Melihat bahaya yang mengancam, Kucing Condromowo dan Garangan Putih pun menghalau ular besar tersebut hingga terjadilah perkelahian antara 2 hewan ini melawan ular besar yang pada akhirnya dimenangkan oleh 2 hewan peliharaan sang dewi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat pulang ke rumah, Dewi Andongsari kaget karena isi rumah berantakan dan mendapati 2 hewan kesayangannya berlumuran darah dan ia menduga kalau 2 hewan itu telah mencelakakan anaknya," tuturnya.
Dewi Andongsari kemudian mencabut keris kecilnya dan langsung menusuk mereka sehingga 2 hewan tersebut mati seketika. Namun, usai menusuk 2 hewan tersebut Dewi Andongsari ternyata menemukan kalau putranya masih hidup dan tak jauh dari dua piaraannya, terdapat bangkai ular besar.
"Saat itulah Andongsari mengerti kalau darah yang ada dimulut kucing dan garangan itu adalah darah ular yang mati.
Merasa bersalah, Andongsari memeluk dua abdinya yang telah mati dan tanpa disadari keris kecil yang masih menancap ditubuh piarannya itu juga menusuk tubuhnya," imbuh Suwaji seraya menambahkan kalau Dewi Andongsari kemudian dimakamkan Ki Sidowayah, tokoh masyarakat yang disegani di kawasan Gunung Ratu.
Ki Sidowayah kemudian mengubur jasad Dewi Andongsari beserta hewan piaraannya yang telah mati. Ki Sedowayah kemudian menemukan pakaian adat kebesaran kerajaan yang identik dengan baju seorang ratu. Sejak saat itulah, tambah Suwaji, tempat kediaman Dewi Andongsari disebut Gunung Ratu.
"Anak Dewi Andongsari kemudian dititipkan kepada adik perempuannya seorang janda di Modo sehingga ia dikenal sebagai Joko Modo yang setelah besar dibawa oleh Ki Sedowayah ke Majapahit untuk menjadi prajurit," kata Suwaji mengisahkan.
(sun/iwd)