Dari pantauan detikJatim, masyarakat mulai berdatangan ingin menyaksikan sejak pukul 14.30 WIB. Mereka menonton pertunjukan drama kolosal dari balik pagar pembatas.
Dalam pertunjukkan drama kolosal perobekan bendera ini tak hanya diramaikan oleh warga Surabaya saja. Tetapi tak sedikit pula dari luar kota yang sengaja datang untuk melihat refleksi perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato.
"Sengaja ke sini lihat teatrikal perobekan bendera sama teman-teman. Hampir setiap 19 September lihat. Terus nanti malam sekalian nongkrong di Jalan Tunjungan," kata Inzaini (22) warga Sidoarjo kepada detikJatim, Minggu (17/9/2023).
Pada refleksi perobekan bendera ini penyelenggara melibatkan 1.360 pemain yang berpartisipasi. Mereka mulai dari para siswa, mahasiswa hingga beberapa sanggar yang mengikuti.
![]() |
Tak terkecuali Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi turut memerankan dua tokoh pahlawan nasional sekaligus. Yaitu, Presiden RI ke-1 Ir Soekarno dan Residen Soedirman.
Sekitar pukul 16.00 WIB drama kolosal dimulai. Ada tarian dari para Belanda hingga akhirnya terjadi pertikaian antara warga pribumi dengan Belanda.
Terdengar suara tembakan dan dua tokoh pemuda Indonesia, yakni Kusno Wibowo dan Onny Manuhutu naik memanjat Hotel Majapahit untuk merobek bagian biru dari bendera Belanda dan menjadi bendera merah putih Indonesia.
Setelah merobek bendera, Kusno Wibowo dan Onny Manuhutu ditembak oleh pihak Belanda. Akhirnya kedua pemuda tanah air itu gugur usai merobek bendera.
Suasana pun menjadi haru. Namun sesaat diwarnai pekikan merdeka saat bendera merah dan putih berhasil dikibarkan di atas hotel yang dahulu bernama Oranje dan Yamato itu.
(abq/fat)