Indonesia kaya akan ragam bahasa, ras, suku, dan budaya. Tak heran jika kamu mengalami fenomena culture shock saat mendatangi suatu daerah. Apalagi jika kamu menetap di daerah tersebut, seperti mahasiswa luar daerah yang kuliah di Surabaya.
Dikutip dari situs repository Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), culture shock atau gegar budaya merupakan proses penyesuaian seseorang terhadap lingkungan yang tidak familiar. Kondisi ini akan memunculkan keterkejutan dan kegelisahan karena berada di lingkungan berbeda, sehingga menyebabkan terguncangnya konsep diri dan identitas kultural.
Baca juga: 5 Rekomendasi Sekolah Kuliner di Jawa Timur |
Culture Shock Mahasiswa Perantauan di Surabaya:
Sebagian besar mahasiswa perantauan di berbagai wilayah, khususnya di Surabaya, pasti pernah mengalami culture shock. Entah soal makanan maupun kondisi cuaca Surabaya yang disebut-sebut sangat panas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut enam culture shock yang mungkin dialami mahasiswa perantauan di Surabaya. Kamu merasakan yang mana?
1. Nasi Goreng Kok Merah?
Nasi goreng merupakan hidangan mengenyangkan yang cocok di kantong mahasiswa, terlebih ketika lapar di malam hari. Hidangan ini sangat mudah ditemui lantaran banyak dijual di pinggir jalan.
Seperti yang kita ketahui, nasi goreng merupakan nasi yang dimasak dengan cara digoreng dan diberi tambahan kecap serta bumbu penyedap lainnya. Di Surabaya, nasi goreng dimasak menggunakan saus tomat. Meskipun terlihat berbeda dari umumnya, nasi goreng merah Surabaya memiliki cita rasa gurih.
2. Mau ikan ayam atau ikan tempe?
Pertanyaan yang satu ini seringkali didengar mahasiswa perantauan ketika berkunjung ke warung makan atau warteg. Dalam bahasa Indonesia istilah ikan merujuk pada binatang air yang bernapas dengan insang. Di Surabaya, istilah ikan memiliki arti lauk.
3. Suhu Panas
Hal yang seringkali dikeluhkan mahasiswa perantauan terutama saat musim kemarau adalah suhu udara yang panas. Setelah mandi sekalipun, tubuh tetap terasa gerah dan mengeluarkan banyak keringat. Perlu kalian ketahui, Kota Surabaya memiliki rata-rata suhu berkisar 24 derajat celsius sampai 34 derajat celsius.
4. Rujak Pakai Lontong
Makanan yang satu ini dapat kamu temui di Surabaya, yaitu rujak cingur. Tidak seperti hidangan rujak pada umumnya yang berisikan buah-buah dilengkapi bumbu rujak gula merah, hidangan rujak di Surabaya justru memakai lontong.
Baca juga: 10 Tips Meraih Cita-cita Menjadi Dokter |
5. Banyak Jalanan Bercabang
"Sedia maps sebelum kesasar". Ungkapan ini cocok buat kamu yang ingin jalan-jalan ke daerah Surabaya. Sebab, banyak jalan bercabang yang seringkali menyebabkan para pengemudi dari luar kota kebingungan.
6. Petis
Petis merupakan bumbu masakan yang terbuat dari olahan udang atau ikan dan dimasak dalam jangka waktu yang cukup lama. Kebanyakan hidangan di Surabaya memanfaatkan bumbu ini untuk menambah cita rasa.
Mulai dari lontong balap, kupang, tahu tek, rujak cingur, gado-gado, bahkan gorengan. Bumbu ini jarang sekali dijumpai di luar daerah Jawa Timur, sehingga cukup asing di lidah para pendatang.
Artikel ini ditulis oleh Savira Oktavia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/sun)