Sebanyak 12 seni dan tradisi karya budaya asli Jawa Timur resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) Nasional oleh Tim Ahli WBTb Kemendikbudristek RI. Penetapan itu dilakukan di Sidang WBTb Indonesia Tahun 2023.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa penetapan 12 karya budaya asli Jatim sebagai WBTb ini menambah deretan daftar WBTb Nasional asal Jatim.
Rincian 12 karya budaya Jatim yang diakui WBTb nasional adalah Jaranan Pegon dari Tulungagung, Jaran Jenggo dari Lamongan, Tari Ngremo Surabayan dari Kota Surabaya, Tari Beskalan dari Malang, Nyadran Sawuran dari Bojonegoro, Yadnya Karo Suku Tengger, Brang Kulon dari Kabupaten Pasuruan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian Kembang Lamaran dari Kota Probolinggo, Brem Madiun dari Kabupaten Madiun, Tari Topeng Ghettak dari Pamekasan, Keket dari Situbondo, Ngetung Batih dari Trenggalek, dan Manten Pegon dari Kota Surabaya.
Baca juga: 7 Wisata Edukasi di Jawa Timur |
Khofifah menyampaikan apresiasi kepada tim Kemendikbudristek RI dan tim ahli lainnya atas penetapan 12 karya budaya Jatim sebagai WBTb nasional. Di mana 12 Karya Budaya ini adalah hasil usulan dan presentasi Kepala Disbudpar Jatim Hudiyono bersama para maestro dan akademisi.
"Alhamdulillah dari 12 usulan Karya Budaya semuanya diterima dan ditetapkan sebagai WBTb Nasional. Tentu ini kabar yang sangat menggembirakan bagi warga Jatim," ujar Khofifah didampingi Hudiyono, Selasa (5/9/2023).
![]() |
"Terima kasih atas doa dan dukungan masyarakat Jatim. Semoga hal ini menjadikan budaya di Jatim tetap lestari dan bisa memberikan dampak yang baik bagi masyarakat melalui upaya pemajuan kebudayaan," lanjutnya.
Khofifah menjelaskan dengan penetapan 12 karya budaya ini maka total Karya Budaya di Jatim berjumlah 99 yang masuk dalam WBTb Nasional. Hal ini sekaligus menjadi penanda bahwa Jatim memiliki potensi budaya daerah yang luar biasa.
"Bahwa betapa banyaknya potensi kebudayaan daerah kita, harus terus disisir secara detail, untuk kemudian bisa kita daftarkan. Ini penting, karena upaya pelestarian yang konsisten harus menjadi suatu kewajiban," tegasnya.
"Jika bukan kita yang melestarikan, menjaga bahkan mendaftarkan ke HAKI atau Kemendikbud, bagaimana anak cucu kita nanti akan menemukenali kekayaan budaya bangsa," imbuh Khofifah.
Khofifah menyampaikan terima kasih atas kerja keras pihak yang berkontribusi dalam upaya pelestarian kebudayaan daerah. Ia berharap akan semakin banyak masyarakat, terutama generasi muda yang semakin peduli akan kebudayaan daerah yang menjadi identitasnya sebagai sebuah bangsa Indonesia.
![]() |
"Upaya pelestarian budaya tidak bisa berjalan hanya oleh satu generasi. Sifatnya adalah berkelanjutan. Saya harap, generasi milenial bahkan Gen Z juga bisa ikut menjaga dan melestarikan budaya sebagai identitas sebuah bangsa," pungkasnya.
Kepala Disbudpar Jatim Hudiyono menyatakan Jatim akan selalu komitmen menjaga kelestarian dan eksistensi budaya lokal.
"Sesuai arahan Ibu Gubernur kami akan all out lestarikan, perjuangkan eksistensi budaya asli Jawa Timur. Kami terus bekerja agar budaya Jawa Timur semakin dikenal luas publik tidak hanya di Indonesia, tapi bahkan go internasional," tegasnya.
(dpe/iwd)