Batu lumpang di Desa Turi, Jetis, Ponorogo dipercaya warga masih menyimpan mistis. Warga meyakini jika memindahkan batu lumpang sembarangan bisa membawa bala ke keluarga.
"Jadi Pemdes itu kesulitan inventarisir berapa jumlah batu lumpang yang ada secara keseluruhan karena kesan mistis," tutur Kasun Turi 2 Suwaji kepada detikJatim, Kamis (27/7/2023).
Suwaji menambahkan saat ini ada 7 batu lumpang yang sudah dikumpulkan oleh Pemdes dan diletakkan di halaman Balai Desa Turi. Menurutnya, selain 7 batu lumpang ini masih ada 5 batu lumpang lain yang disimpan warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di lingkungan masih banyak. Kita untuk ngambil ke yang bersangkutan belum boleh katanya masih ada berbau mistis. Kalau malam keluar ularnya, menurut dia kalau diambil takut ada musibah ke keluarganya," terang Suwaji.
Menurut Suwaji, pengumpulan batu lumpang ini untuk menjaga warga agar tidak melakukan persembahan. Sekaligus untuk menjaga kelestarian peninggalan bersejarah tersebut.
"Sama warga 7 batu ini kelihatan, akhirnya dipindah. Proses pemindahan itu pun ada ritual atau izinnya, istilahnya di sini di-lek-i atau tidak tidur semalaman sambil meminta ijin," ujar Suwaji.
Suwaji menerangkan batu lumpang juga biasa digunakan warga untuk pondasi karena takut dilangkahi orang atau jalan. Sebab, kalau dilangkahi takut ada efek negatif.
"Biasanya batu lumpang setelah tidak terpakai biar tidak dilangkahi, akhirnya dijadikan pondasi," papar Suwaji.
Menurut Suwaji, batu lumpang ini kata peneliti berasal dari peninggalan zaman Majapahit. Hal itu didasarkan pada makam tua di Desa Turi yang memiliki simbol dari Majapahit.
"Tapi kepastiannya seperti apa kami belum tahu, karena di sini tidak ada kerajaan. Cuma jumlah peninggalan batu lumpang agak banyak di Turi," pungkas Suwaji.
(sun/iwd)