Hari Puisi Indonesia, Tanggal Lahir Chairil Anwar

Hari Puisi Indonesia, Tanggal Lahir Chairil Anwar

Suki Nurhalim - detikJatim
Selasa, 25 Jul 2023 16:55 WIB
Hari Puisi Nasional 28 April bertujuan untuk memperingati wafatnya Chairil Anwar, salah satu legenda penyair di Indonesia. Yuk, simak sosok Chairil Anwar!
Ilustrasi Hari Puisi Indonesia/Foto: detikcom/Ilustrasi: Luthfy Syahban
Surabaya -

Hari Puisi Indonesia dirayakan setiap 26 Juli. Itu merupakan tanggal kelahiran Chairil Anwar, penyair Angkatan 45 yang karyanya abadi hingga saat ini.

Chairil dianggap sebagai pelopor yang totalitas menggeluti dan menghidupkan puisi. Khususnya di Tanah Air tercinta, Indonesia.

Mengutip Jurnal Sasindo Universitas Pamulang berjudul Problematika Hari Puisi di Indonesia yang disusun Washadi, penetapan Hari Puisi Indonesia melalui proses yang cukup panjang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hari Puisi di Indonesia digagas Rida K. Liamsi. Ia merupakan seorang penyair senior yang berasal dari Riau.

Pada 22 November 2012, sekitar 40 penyair dari seluruh Indonesia mendeklarasikan dan menetapkan tanggal kelahiran Chairil Anwar sebagai Hari Puisi Indonesia. Deklarasi dan penetapan dilakukan di Anjungan Idrus Tintin, Pekanbaru, Riau.

ADVERTISEMENT

Berikut ini sederet penyair yang hadir dalam deklarasi Hari Puisi Indonesia:

  • Sutardji Calzoum Bachri (Jakarta) selaku Presiden Penyair Indonesia
  • D. Kemalawati (Aceh)
  • Hasan Al Banna (Sumatera Utara)
  • Iyut Fitra (Sumatera Barat)
  • Rida K. Liamsi (Riau)
  • Hasan Aspahani (Kepulauan Riau)
  • Anwar Putra Bayu (Sumatera Selatan)
  • Dimas Arika Mihardja (Jambi)
  • Isbedy Stiawan ZS (Lampung)
  • Gola Gong (Banten)
  • Agus R. Sarjono (Jakarta)
  • Sosiawan Leak (Jawa Tengah)
  • Pranita Dewi (Bali)
  • Micky Hidayat (Kalimantan Selatan)
  • Rahman Arge (Sulawesi Selatan)
  • John Waromi (Papua)

Sebelum deklarasi dan pembacaan puisi, digelar Musyawarah Penyair Indonesia. Sementara teks deklarasi dibacakan Sutardji Calzoum Bachri.

Sehingga sejak 2013, Hari Puisi Indonesia secara rutin digelar di seluruh Indonesia. Yayasan Hari Puisi pun didirikan.

Perayaan Hari Puisi Indonesia biasanya diisi berbagai kegiatan. Seperti pemberian Anugerah Hari Puisi kepada penulis buku puisi terbaik.

Mengenal Chairil Anwar

Mengutip detikNews, Chairil Anwar lahir pada 26 Juli 1922 di Medan. Ia menempuh pendidikan di MULO hanya sampai di kelas 1. Kemudian ia pindah ke Jakarta.

Saat sekolah di MULO, ia terkenal sebagai anak yang gemar membaca, hingga ke buku bacaan setingkat HBS. Di MULO Jakarta, ia hanya dapat duduk hingga kelas 2.

Itu tak menyurutkan semangat belajarnya. Chairil Anwar tetap giat belajar bahasa Belanda, Inggris, dan Jerman secara mandiri atau otodidak. Sehingga ia dapat membaca dan mempelajari karya sastra berbahasa asing.

Kegemaran Chairil Anwar dalam membaca buku diakui mantan istrinya, Hapsah Wiraredja. Ia menyebut keseharian Chairil ketika di rumah adalah membaca buku, hingga ketika di meja makan dan di tempat tidur.

Kegemarannya itu juga merupakan sebagian dari hidupnya. Sebab Chairil hidup dengan menyair dan mendapatkan uang dari hasil menulis sajak.

Langkah Chairil dalam menulis sajak diawali puisi berjudul Nisan pada 1942. Sedangkan salah satu karya termasyhurnya berjudul Aku.

Pada 1948, Chairil sempat berprofesi sebagai redaktur di Majalah Gema Suasana. Ketidakpuasan pada pekerjaannya tersebut menyebabkan pengunduran diri. Ia berpindah ke Majalah Siasat dengan profesi yang sama.

Di sana Chairil menjadi pengasuh rubrik kebudayaan Gelanggang, bersama dengan Ida Nasution, Asrul Sani, dan Rivai Apin. Kiprahnya dalam dunia redaksi juga membuat dirinya sempat memiliki angan untuk mendirikan majalah kebudayaan. Namanya Air Pasang dan Arena.

Namun angan tersebut tak terwujud hingga akhir hayatnya. Pada 28 April 1949, ia berpulang karena penyakit paru-paru yang dideritanya.

Mengutip detikHot, pemerintah Indonesia memberi penghargaan Anugerah Seni sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa Chairil Anwar sebagai pelopor angkatan 45, sesuai yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 12 Agustus 1969.

Penghargaan itu diterima putri Chairil, Evawani Alissa. Sejak saat itu, tanggal wafatnya Chairil ditetapkan sebagai Hari Puisi Nasional.




(sun/iwd)


Hide Ads