Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan Cari Tata Ruang, Arkeolog Temukan Struktur Bata Putih

Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan Cari Tata Ruang, Arkeolog Temukan Struktur Bata Putih

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Jumat, 21 Jul 2023 05:00 WIB
situs bhre kahuripan
Situs Bhre Kahuripan di Mojokerto (Foto: Enggran Eko Budianto)
Mojokerto -

Ekskavasi tahap 6 Situs Bhre Kahuripan di Desa Klinterejo, Sooko, Mojokerto digelar untuk mencari tata ruang kompleks permukiman elit dan bangunan suci zaman Majapahit. Di hari keempat penggalian, arkeolog menemukan struktur pagar kuno yang unik karena tersusun dari campuran bata merah dan putih.

Ketua Tim Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jatim, Muhammad Ichwan mengatakan ekskavasi tahap 6 ini untuk menggali lahan seluas 217,5 kotak gali atau 870 meter persegi. Penggalian arkeologi selama 1 bulan, 17 Juli-16 Agustus melibatkan 30 pekerja.

Kali ini, ekskavasi difokuskan di 3 titik yang semuanya melanjutkan pekerjaan tahun lalu. Titik pertama di bagian barat lapangan sepakbola Klinterejo sampai kebun tebu di selatannya. Di titik ini, ekskavasi ditargetkan menemukan pagar kedua yang membentang dari utara ke selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Titik kedua ekskavasi di kebun tebu sebelah selatan balai tani Desa Klinterejo. Tim ekskavasi bakal mencari sambungan pagar pertama yang sudah ditemukan di sebelah utara balai tani. Struktur pagar ini juga membentang dari utara ke selatan.

situs bhre kahuripanFoto: Enggran Eko Budianto

Sedangkan titik ketiga di sebelah barat balai tani yang disebut Situs Klinterejo. Penggalian di titik ini untuk menampakkan seluruh struktur unik berdenah bujur sangkar seluas 17 x 17 meter persegi. Setiap sisinya terdapat struktur berbentuk segitiga sama sisi berukuran 5 meter.

ADVERTISEMENT

"Untuk ekskavasi di sektor Situs Klinterejo menyempurnakan pola bintang yang sudah kami temukan," kata Ichwan kepada detikJatim di lokasi, Kamis (20/7/2023).

Hingga hari keempat ekskavasi, tim BPK Wilayah XI Jatim masih fokus di titik pertama. Mereka berhasil menemukan sisa-sisa struktur pagar kuno di kedalaman 30-50 cm dari permukaan tanah. "Ini jelas pagar yang membujur utara ke selatan. Ini pagar kedua," terang Ichwan.

Uniknya, stuktur pagar ini tidak sepenuhnya terbuat dari bata merah. Arkeolog menemukan bata putih di beberapa titik struktur. Menurut Ichwan, struktur berbahan bata putih bisa dijumpai di Candi Patakan, Lamongan. Bata putih juga menjadi bahan gapura makam di era Islam, seperti Makam Sunan Drajat dan Sunan Giri.

"Nah, di sini kan dominan bata merah, adanya temuan bata putih kami belum tahu bagian apa atau sebagai komponen apa," jelasnya.

Situs Bhre Kahuripan saat ini terbagi menjadi 2 situs, yakni Situs Watu Ombo di sisi timur dan Situs Klinterejo di bagian barat. Ichwan memperkirakan luasnya 300 x 200 meter persegi atau 6 hektare. Situs purbakala peninggalan Majapahit ini diduga bekas permukiman elit yang dilengkapi fasilitas keagamaan.

"Mungkin di sini kompleks permukiman elit yang dilengkapi fasilitas keagamaan dengab pola keruangan tertentu yang dibatasi pagar-pagar. Inilah kami cari pagar-pagar itu, bentuk pola ruangnya seperti apa, di dalamnya ada apa saja," tandasnya.

Di Situs Watu Ombo terdapat Candi Tribhuwana Tunggadewi seluas 14 x 14 meter persegi berbahan batu andesit. Di tengahnya terdapat batu yoni berdimensi 191 x 184 x 121 cm. Ukiran angka tahun pada yoni menunjukkan 1294 saka atau 1372 masehi.

Di dalam sumur Candi Tribhuwana Tunggadewi ditemukan lempengan emas berbentuk kura-kura sepanjang 6 cm. Sebuah arca berbahan batu andesit setinggi 200 cm, lebar 180 cm dan tebal 25-30 cm juga ditemukan di candi ini. Sayangnya, wujud arca tersebut tidak bisa dikenali karena sudah dirusak.

Sesuai angka tahun di batu yoni, Candi Tribhuwana Tunggadewi ini dibangun pada zaman Majapahit ketika Raja Hayam Wuruk memerintah 1350-1389 masehi. Namun, belum bisa dipastikan apakah candi ini untuk mendarmakan Tribhuwana atau raja lain. Tribhuwana menjabat ratu 1328 masehi sampai turun tahta tahun 1350 masehi digantikan putranya, Hayam Wuruk.

Di sebelah utara Candi Tribhuwana Tunggadewi ditemukan sisa-sisa struktur berdenah persegi panjang 9 x 4 meter persegi. Arkeolog memperkirakan bangunan ini dulunya sebuah altar pemujaan ke arah candi.




(dpe/iwd)


Hide Ads