Warga Sampang 'Ter Ater Tajin Sorah' Jelang Malam Satu Suro

Warga Sampang 'Ter Ater Tajin Sorah' Jelang Malam Satu Suro

Kamaluddin - detikJatim
Selasa, 18 Jul 2023 11:31 WIB
warga sampang bergantian  Ter ater Tajin Sorah  selama satu bulan saat satu suro
Jelang malam satu suro warga ater-ater bubur ke tetangga (Foto: Kamaluddin/detikJatim)
Sampang -

Ter Ater Tajin Sorah (Hantaran bubur suro) menjadi tradisi masyarakat Pulau Madura umumnya, khususnya Kabupaten Sampang. Itu pertanda datangnya bulan muharram atau Tahun Baru Hijriah. Di Desa Labuan kecamtan Sreseh Sampang, tradisi ini masih terus dilestarikan bahkan oleh pemerintah desa setempat hal ini dilakukan rutin.

"Kalau satu suro di tempat kami ya buat bubur itu (Tajin sorah), digelar di balai desa melakukan doa dan makan bersama perangkat serta mengundang tokoh dan kiai. Selebihnya baru diantarkan ke tetangga," kata Jawahir, Kades Labuhan Sreseh Sampang kepada detikJatim, Selasa (18/7/2023)

Menghantarkan bubur Suro 'tajin rambuh' ini umum dilakukan masyarakat Sampang dan Madura. Bubur suro itu selain sebagai penanda datangnya bulan muharam. Masyarakat secara bergantian membuat bubur (Tajin sorah), kemudian diantar ke tetangga dan kerabat dekatnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebanyakan masyarakat di sini masih buat (Tajin Sorah) gantian, tapi terkadang saling antar. Kalau di sini Tradisi 'ter ater tajin sorah' nya berlangsung sampai tanggal 10 muharrom. Tapi kalau di tempat lain ya ada yang sampai satu bulan, " tuturnya.

Hal senada diakui H. Mustofa, Kades Jranguan Kecamatan Omben Sampang. Dia mengaku selain bisa berbagi rezeki kepada orang lain, kegiatan ini dilakukan untuk melanjutkan tradisi nusantara dan kearifan lokal yang telah berlangsung.

ADVERTISEMENT

"Kalau di sini biasanya 'ter ater tajin sorah' itu, sampai satu bulan penuh, biasanya mulai besok (1 Hijriah). Karena masyarakat banyak jadi nggak serentak buat buburnya bergantian, sehingga bisa dinikmati," tambahnya.

Tekstur tajin sorah semacam bubur ayam tanpa kuah, yang rasanya gurih. Di atasnya terdapat topping atau isian berupa potongan telur dadar, daging ayam suwir, tahu, tempe, kacang goreng, perkedel, kecambah dan lainya. Isian tambahan bubur tersebut tidak paten, bisa berbeda-beda tergantung selera pembuat dan daerah lokasi pembuatnya.

"Setiap orang buat bubur. Jumlahnya nggak sama tergantung tetangga terdekat dan kerabatnya. Biasanya kalau di sini ya mengantarkan buburnya biasa di "So'on" (Disunggi di atas kepala menggunakan nampan)," tegasnya.




(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads