Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival (SCCIFAF) 2023 atau Parade Deville ke-16 digelar Minggu (16/7/2023). Ada 8 negara dan 9 daerah di Indonesia yang meramaikan festival budaya ini.
Parade Deville ini dibuka pukul 08.53 WIB oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Kemudian, para peserta menampilkan keseniannya dengan berjalan dari Jalan Tunjungan sampai ke Balai Kota.
Para peserta, baik dari mancanegara maupun daerah di Indonesia mengaku sangat antusias. Bahkan berharap bisa kembali mengikuti Cross Culture di tahun berikutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenapa ikut Surabaya Cross Culture, karena organisasi yang baik, bagus di Surabaya. Festival ini cocok dengan organisasi kami. Terima kasih semua organisasi, Pemkot Surabaya. Harapannya, selanjutnya kami bisa mengikuti Cross Culture," kata Leader of Nurafshon Group dari Uzbekistan, Mamlakat Ulasheva di Siola, Minggu (16/7/2023).
Korean Team Leader, Kang Shin Koo juga berterima kasih kepada Pemkot Surabaya karena telah mengundang Korea sebagai delegasi. Mereka ingin berpartisipasi di setiap Cross Culture.
"Saya merasa nyaman di Surabaya, karena sangat ramah lingkungan dan dekat dengan alam. Dari Korea ingin partisipasi di Cross Culture. Kami melakukan berbagai usaha agar bisa ikut. Senang akhirnya bisa bertemu pemkot, delegasi Indonesia dan negara lain. Saya berharap tahun depan bisa ikut lagi," jelasnya.
![]() |
Begitu pula yang diungkapkan Oston Gadi Kapo, Koordinator Komunitas Rumah Kreasi Teater Mata Flores Ende NTT. Ini merupakan kali pertama mereka mengikuti Cross Culture di Surabaya dan ingin diundang kembali di tahun berikutnya.
"Saya terima kasih Pemkot Surabaya mengajak kami ikut Cross Culture. Indonesia Timur kami ingin berbagi cerita budaya dan semua yang ada di diri kami. Kami ingin orang datang ke Flores. Kami ga bisa menunggu, kami juga menunjukkan keunikan dan kebaikan ke daerah lain dan banyak yang datang ke Flores, tidak hanya warga Indonesia tapi juga luar negeri. Tahun berikutnya jangan meninggalkan kami, berikan kesempatan lagi," urainya.
Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya, Wiwiek Widayati mengatakan, kegiatan ini bisa memberikan interaksi dari satu negara dengan negara lainnya. Begitu pula dengan daerah di Indonesia.
"Kita mengambil peran besar. Surabaya ingin menjadi salah satu kota di Indonesia yang memperkenalkan culture, makanan, seni dan budaya kita. Menyuguhkan aktivitas mereka. Bisa interaksi memberikan informasi tentang makanan mereka. Ada interaksi satu negara dan negara lain," kata Wiwiek.
Festival seni lintas budaya ini diikuti 8 negara dan 9 daerah di Indonesia. Delapan negara yang turut menyemarakkan ialah Yunani, India, Korea Selatan, Mexico, Filipina, Sri Lanka, Uzbekistan dan Prancis.
Sedangkan sembilan daerah di Indonesia ialah Pangkal Pinang (Bangka Belitung), Mengwi (Bali), Kendari (Sulawesi Tenggara), Flores (NTT), DKI Jakarta, Banjarmasin (Kalimantan Barat), Bone (Sulawesi Selatan), Polewali Mandar (Sulawesi Barat), Kota Surabaya dan Mojokerto (Jawa Timur).
(sun/iwd)