Petani di Kota Probolinggo memiliki cara unik untuk mempererat tali silaturahmi. Cara itu adalah menggelar karapan sapi brujul. Sapi brujul adalah sapi yang sehari-harinya digunakan untuk membajak sawah.
Selain untuk mempererat tali silaturahmi antar petani, karapan sapi brujul sejatinya sudah jadi tradisi di wilayah yang terkenal dengan sebutan Kota Mangga itu. Meski sempat terhenti akibat Pandemi COVID-19, namun tradisi karapan sapi brujul ini kembali muncul.
Karapan sapi brujul ini sendiri sudah masuk dalam warisan tak benda milik Kota Probolinggo yang dikeluarkan Kemendikbud pada tahun 2019. Antusias warga sangat tinggi saat karapan sapi brujul digelar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Jika seekor sapi kerap jadi juara dalam karapan sapi brujul, maka harga jualnya nanti akan melambung tinggi. Sebelum dipertandingkan, pemilik sapi biasanya lebih dahulu memberikan terapi khusus, seperti memijat beberapa bagian di antaranya tubuh dan kaki. Pemilik bahkan memberikan ramuan atau jamu khusus hasil racikan sendiri yang disiapkan dari rumah.
Sementara untuk lintasan karapan sapi brujul tidak sama dengan lintasan karapan sapi pada umumnya. Dalam karapan sapi brujul ini, lintasan yang digunakan adalah sawah. Lintasan berlumpur sepanjang 100 meter ini jadi tantangan. Kali ini karapan sapi brojol digelar di Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo.
"Jokinya rata-rata masih muda atau remaja yang memang memiliki mental dan tidak takut dengan rasa sakit. Karena memang risiko penjoki adalah jatuh. Pakai lintasan lumpur yang memang jadi kebiasaan sapi ini setiap harinya jika membajak sawah," kata Penjoki Sapi Brujul, Solihin kepada detikJatim, Selasa (11/7/2023).
![]() |
Sementara itu, Ade Putra, salah seorang pemilik sapi brujul mengatakan karapan sapi brujul sudah merupakan warisan leluhurnya. Dan bahkan bisa disebut gelaran ini merupakan bentuk pesta para petani di Kota Probolinggo ketika memasuki musim tanam.
"Sampai akhirnya tradisi kami ini sampai ke daerah lain, jadi setiap ada karapan sapi brujul ini pesertanya tidak hanya diikuti dari Kota Probolinggo saja, tapi dari daerah lain juga seperti Lumajang, Jember, Situbondo, hingga Bondowoso," pungkasnya.
(abq/iwd)