Nama Kiai Mas melegenda di masyarakat Bondowoso dan sekitarnya. Banyak hal-hal unik dan menarik menyertai kisahnya.
Dihimpun dari sejumlah referensi, hingga akhir hayatnya tohoh yang memiliki nama kecil Han Sam Tik atau Han Kiem Mas ini tak pernah menikah. Bagaimana kisahnya?
Dikisahkan, Kiai Mas tidak menikah karena terlanjur kalah perjanjian dengan adik tirinya bernama Kiai Suhud. Kiai Suhud merupakan adik beda ibu sekaligus partnernya dalam menyebarkan agama Islam di wilayah Tapal Kuda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suatu ketika, Kiai Mas dan Kiai Suhud muda sama-sama menanam kelapa agar kelak dapat bermanfaat bagi warga sekitar. Saat menanam itulah keduanya membuat perjanjian. Mungkin terlihat sepele, namun keduanya berjanji akan menepati janji. Apapun hasilnya nanti.
![]() |
Dalam perjanjian itu, keduanya bersepakat bahwa jika pohon kelapa yang ditanam tidak berbuah, maka yang menanam tidak akan menikah. Karena menurut mereka, dengan tidak berbuahnya pohon kelapa berarti sama dengan tidak dapat memberikan manfaat pada masyarakat.
Setelah berjalan beberapa tahun, ternyata pohon kelapa yang ditanam Kiai Mas yang tak berbuah. Sebagai konsekuensi, Kiai Mas menepati perjanjian yang dibuatnya. Yakni tidak menikah.
Dipercaya atau tidak, tentang perjanjian tersebut, wallahua'lam bhisawab. Tapi bagi masyarakat Prajekan dan sekitarnya, cerita itu diyakini kebenarannya. Meski berasal dari cerita secara turun temurun.
"Kalau dari embah buyut saya, ceritanya benar memang begitu. Yang nanam pohon kelapa tidak berbuah, tak akan menikah," tutur seorang warga Prajekan, Kurniawan (37), kepada detikJatim, Kamis (26/6/2023).
![]() |
Dikatakan Kurniawan, cerita tentang Kiai Mas dengan segala karomah dan beragam kedigdayaannya memang dipercaya masyarakat sekitar. Oleh sebab itu, masyarakat Prajekan tetap menganggap Kiai Mas sebagai sosok legendaris.
Kembali ke sosok Kiai Mas. Meski tidak menikah, ia tetap menyebarkan kebaikan bagi masyarakat di kawasan Tapal Kuda. Bersama Kiai Suhud ia terus bahu membahu menyebarkan Islam di Bondowoso dan sekitarnya.
Kelak, Kiai Suhud terus mewaris lembaga pendidikan atau pondok pesantren peninggalan Kiai Mas. Kiai Suhud memiliki 6 anak. Mereka lah yang terus mengembangkan pesantren tersebut hingga kini.
(abq/iwd)