Ir. Soekarno merupakan Presiden RI yang pertama. Ia disebut Bapak Proklamator karena memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di tahun 1945.
Ia yang akrab disapa Bung Karno merupakan salah satu tokoh bangsa yang berasal dari Jawa Timur. Ia putra dari pasangan Raden Soekeni yang berasal dari Grobogan, dan Ida Ayu Nyoman Rai dari Singaraja, Bali.
Orang tua Soekarno menikah pada 1887 di Singaraja. Mereka kemudian pindah ke Jawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soekarno Putra Sang Fajar:
1. Soekarno Lahir
Soekarno lahir pada 6 Juni 1901 menjelang fajar. Sehingga dirinya juga mendapat julukan Putra Sang Fajar.
Bung Karno lahir di sebuah rumah kontrakan di kawasan Peneleh, Surabaya. Soal tempat lahir sang Proklamator sempat simpang siur antara Surabaya dan Blitar. Namun Bung Karno menegaskan bahwa ia lahir di Surabaya.
Seperti yang disampaikan Pakar Sejarah Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Rojil Nugroho Bayu Aji, dalam laman Pemerintah Kota Surabaya. Ia menjelaskan Soekarno sempat mengoreksi mengenai asal-usul kelahirannya ketika menghadiri penerimaan gelar Honoris Causa (HC) ke-25 untuk dirinya pada tahun 1964, di Universitas Padjajaran Bandung.
"Satu koreksi kecil kepada rektor yang ditulis dalam piagam yang dibacakan oleh Bung Karno adalah ia mengatakan, 'saya dilahirkan tanggal 6 Juni 1901 di Blitar itu salah, saya dilahirkan di Surabaya, jadi saya arek Suroboyo'," tutur Bayu Aji.
![]() |
Soekarno lahir dengan nama Kusno Sosrodihardjo. Namun karena sering sakit-sakitan waktu kecil, namanya diganti menjadi Soekarno.
Bung Karno tak lama tinggal di kota kelahirannya, Surabaya. Masa kecilnya dihabiskan di beberapa kota berbeda, sesuai dengan pekerjaan sang ayah, yang bertugas sebagai PNS di zaman Hindia Belanda. Seperti Mojokerto, Jombang, hingga Tulungagung.
Soekarno mengenyam pendidikan pertamanya di tempat ayahnya mengajar, yakni sekolah dasar Eerste Inlandse School. Mengutip detikEdu, Soekarno belajar di sekolah dasar milik Belanda itu hingga kelas lima.
Ia kemudian dipindahkan ke sekolah Eropa, Europeesche Lagere School (ELS). Itu agar Soekarno mudah untuk meniti jenjang pendidikan berikutnya. Soekarno lulus dari ELS pada 1915.
Seorang pengamat sejarah asal Surabaya Kuncarsono Prasetyo menuturkan di umur 15 tahun, Soekarno pindah dan tinggal di indekos Tjokroaminoto di Surabaya, untuk bersekolah di HBS (Hogere Burger School) yang setara dengan pendidikan SMA di masa kini.
Ketika di Surabaya, dirinya tinggal di rumah milik H.O.S Tjokroaminoto, yang juga merupakan salah seorang tokoh bangsa dan pendiri Sarekat Islam. Kuncar menyebutkan semasa bersekolah di HBS, Soekarno belum menjadi seorang aktivis.
"Kalau pas remaja di Surabaya dan sesuai catatannya. Selain sekolah, (Soekarno) diajak Cokroaminoto jadi wartawan ke mana-mana dan tidak kenal siapa-siapa. Baru jadi aktivis saat di ITB dan saat itu organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah belum ada," ungkap Kuncar.
Baca juga: 35 Quotes Spesial Hari Lahir Pancasila 2023 |
Bung Karno lulus dari HBS pada 1921, kemudian melanjutkan pendidikannya di Technise Hoogeschool te Bandoeng (THS) atau yang kini dikenal dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia menyandang gelar insinyur dari jurusan Teknik Sipil pada 25 Mei 1926.
Lulus kuliah, Bung Karno merumuskan ajaran Marhaenismae dan mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada 4 Juli 1927. Seperti yang dilansir dari laman Perpustakaan RI.
Itu membuat kolonial Belanda geram dan menjebloskan Bung Karno ke penjara Sukamiskin di Bandung pada 29 Desember 1929. Gugatan tidak mencapai kesepakatan hingga PNI dibubarkan pada Juli 1930.
Upayanya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia membuatnya beberapa kali ditahan oleh pemerintah kolonial Belanda. Bung Karno juga turut menggagaskan ide Pancasila sebagai dasar negara, pada tanggal 1 Juni 1945 melalui sidang BPUPKI.
Perjalanan panjang dirinya serta tokoh-tokoh pejuang bangsa lainnya, membuahkan hasil pada 17 Agustus 1945. Indonesia meraih kemerdekaan dengan proklamasi yang digaungkan Bung Karno bersama dengan Moh. Hatta. Sehingga keduanya dikenal sebagai tokoh proklamator bangsa.
Dalam Sidang PPKI pada 18 Agustus 1945, secara aklamasi Soekarno terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia yang pertama. Setelah memimpin Indonesia dalam beberapa periode, terjadi pemberontakan G30S/PKI yang melahirkan krisis politik.
MPR mengangkat Soeharto sebagai presiden. Soekarno menandatangani Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar sebagai mandat kepada Soeharto, yang menandakan berakhirnya masa kepemimpinan Bung Karno pada 12 Maret 1967.
Setelah tak lagi menjabat sebagai presiden, kesehatan Bung Karno terus memburuk. Sebab, usianya pun tak lagi muda.
2. Soekarno Wafat dan Dimakamkan
Putra Sang Fajar berpulang pada 21 Juni 1970 di RSPAD dan kemudian disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta. Beliau dimakamkan di Blitar, yakni di dekat makam ibunya.
Mengutip laman Kementerian Sekretariat Negara RI, pada 1986 pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan proklamator kepada Ir. Soekarno. Kemudian di tahun 2012 pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan nasional.
(sun/fat)