Selain memuat prasasti yang ada sejak era Raja Hayam Wuruk memerintah Kerajaan Majapahit, Goa Sono di Desa Melirang, Bungah, Gresik ternyata juga pernah menjadi tempat gerilya para pejuang di era penjajahan Belanda. Para pejuang pernah memakai gua itu untuk bersembunyi dari serangan penjajah.
"Kalau cerita orang-orang tua dulu, pernah dibuat persembunyian para pejuang yang melarikan diri dari penjajah. Mereka bergerilya di goa ini," kata Yusuf, pengelola sekaligus pemilik lahan tempat Gua Sono berada di Desa Melirang.
Yusuf menyebutkan bukan berarti bahwa para pejuang yang membuat gua itu, melainkan bahwa Gua Sono itu sudah ada sejak zaman sebelum Hindia Belanda masuk ke Nusantara, yakni sejak Zaman Majapahit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya gua ini memang sudah ada sejak zaman sebelum peperangan yaitu zaman Majapahit atau zaman kerajaan Sunan Giri," lanjut Yusuf.
Di dalam Goa itu, kata Yusuf, ada sebuah ruangan besar seperti musala atau tempat untuk beribadah. Selain itu, terdapat ruangan kecil seperti mihrab yang menjadi tempat imam memimpin salat.
"Kalau ini bisa jadi peninggalan kerajaan Sunan Giri. Atau juga para pejuang dulu. Karena ini ada tempat imam yang menghadap barat, kemungkinan dulu buat salat. Makanya sekarang biasa digunakan pengunjung untuk salat. Bahkan dibelikan karpet juga, tapi setelah salat digulung lagi karpetnya," ujarnya.
Keyakinan Yusuf bertambah bahwa goa itu merupakan peninggalan Majapahit karena di dalam gua itu juga ditemukan sejumlah benda peninggalan Majapahit. Di antaranya pecahan piring zaman kerajaan, sepatu kuda, hingga perhiasan kerajaan.
"Dulu kakek saya menemukan beberapa benda seperti perhiasan kerajaan, tapi oleh kakek saya dikubur lagi di dalam goa ini. Saya kurang tau lokasinya. Kapan hari saya temukan pecahan piring kayak zaman kerajaan, tapi saya taruh lagi," jelas Yusuf.
Menurut Yusuf, benda-benda itu hanya untuk dilihat dan dipegang saat berada di dalam Goa. Ia sudah diwanti-wanti oleh kakek dan orang tuanya agar tidak mengambil benda-benda apapun dari dalam goa.
"Sudah dapat amanah dan diperingatkan agar tidak boleh ambil barang-barang atau benda apapun itu dari dalam Goa. Kalau tetap nekat nanti bakal kualat. Kalau saya sendiri tetap pada perintah orang tua yang nggak boleh dilanggar," kata Yusuf.
(dpe/dte)