Hari Ini Momen untuk Merayakan Keanekaragaman Budaya di Seluruh Dunia

Hari Ini Momen untuk Merayakan Keanekaragaman Budaya di Seluruh Dunia

Nanda Syafira - detikJatim
Minggu, 21 Mei 2023 18:20 WIB
Ada kegiatan menarik yang diselenggarakan warga Ponorogo saat menyambut Hari Raya Idul Fitri. Kegiatan itu bernama Festival 1.001 Ketupat. Penasaran? Lihat yuk.
Festival 1.001 Ketupat di Ponorogo/Foto: Antara Foto/Fikri Yusuf
Surabaya -

Hari Dialog dan Pengembangan Perbedaan Budaya Sedunia atau World Day for Cultural Diversity for Dialogue and Development, diperingati setiap tanggal 21 Mei.

Ini merupakan peringatan internasional untuk merayakan dan bertoleransi atas keanekaragaman kekayaan budaya di seluruh dunia, serta berperan penting dalam dialog antarbudaya untuk mencapai perdamaian dan pembangunan berkelanjutan.

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pertama kali mendeklarasikan hari dunia ini pada 2002. Itu setelah UNESCO mengadopsi Deklarasi Universal tentang Keanekaragaman Budaya tahun 2001, dengan mengakui adanya kebutuhan untuk meningkatkan potensi budaya sebagai sarana untuk mencapai kemakmuran, pembangunan berkelanjutan, dan koeksistensi damai global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Acara ini diperingati secara global dengan mengajak seluruh masyarakat untuk merefleksikan keanekaragaman budaya yang dimilikinya. Serta memberi ruang untuk berdialog antarbudaya yang berbeda, untuk dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan perdamaian seperti yang digaungkan PBB.

Hari Dialog dan Pengembangan Perbedaan Budaya Sedunia:

1. Sejarah Hari Dialog dan Pengembangan Perbedaan Budaya Sedunia

Mengutip situs National Today, Hari Dialog dan Pengembangan Perbedaan Budaya Sedunia bermula ketika PBB memandang bahwa tigaperempat konflik yang terjadi di dunia berkaitan dengan latar belakang budaya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, 89 persen dari seluruh konflik di dunia saat ini, terjadi pada negara-negara dengan dialog atau komunikasi antarbudaya yang rendah.

Itu disebabkan kebiasaan di mana orang lebih dapat menerima suatu budaya keseharian mereka yang familiar, daripada menerima atau mentolerir sesuatu yang asing.

Oleh karena itu, dibutuhkan adanya serangkaian upaya yang perlu dilakukan agar masyarakat global dapat sepenuhnya menoleransi keragaman budaya.

Setelah melakukan berbagai upaya, UNESCO pun mengadopsi deklarasi universal tentang keanekaragaman budaya pada 2001, yang mengakui diperlukan meningkatkan potensi budaya sebagai sarana untuk mencapai kemakmuran, pembangunan berkelanjutan, dan hidup berdampingan secara damai di dunia.

Pada Desember 2002, melalui Resolusi 57/249, Majelis Umum PBB menyatakan bahwa 21 Mei ditetapkan sebagai Hari Dialog dan Pengembangan Perbedaan Budaya Sedunia, dengan mengutamakan menjalin kerja sama yang efektif untuk menjaga perdamaian dan memprioritaskan penguatan dialog antarbudaya.

Dilansir dari laman resmi PBB, pada 2015, Komite Kedua Majelis Umum PBB mengadopsi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan dan Resolusi A/C.2/70/L.59, tentang Kebudayaan dan Pembangunan Berkelanjutan untuk berkontribusi lebih lanjut terhadap keanekaragaman budaya, dengan pernyataan bahwa pembangunan berkelanjutan dapat dicapai melalui pemanfaatan potensi kreatif dari pembangunan budaya dunia.

Sebanyak 17 tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dapat dicapai dengan cara terbaik, dengan memanfaatkan potensi kreatif dari beragam budaya dunia, dan terlibat dalam dialog berkelanjutan untuk memastikan semua anggota masyarakat mendapat manfaat dari pembangunan berkelanjutan.

Peringatan ini menjadi momen untuk memperdalam pemahaman tentang keragaman budaya, serta mempromosikannya agar setiap orang dapat belajar menerima perbedaan satu sama lain, sebagai salah satu cara terpenting untuk membawa perdamaian antara orang, negara, dan dunia pada umumnya.

Hal tersebut memberikan peluang kepada seluruh manusia untuk memperdalam pemahaman tentang nilai-nilai keanekaragaman budaya, dan memajukan empat tujuan Konvensi UNESCO tentang Perlindungan, dan Pemajuan Keanekaragaman Ekspresi Budaya yang diadopsi pada 2005, yakni:

  • Mendukung sistem tata kelola budaya yang berkelanjutan
  • Mencapai arus barang dan jasa budaya yang seimbang dan meningkatkan mobilitas seniman dan profesional budaya
  • Mengintegrasikan budaya dalam kerangka kerja pembangunan berkelanjutan
  • Mempromosikan hak asasi manusia dan kebebasan fundamental

2. Cara Mengisi Hari Dialog dan Pengembangan Perbedaan Budaya Sedunia

  • Mengunjungi museum yang memiliki banyak sejarah budaya. detikers tidak hanya akan dihadapkan pada berbagai budaya, tetapi juga akan belajar tentang sejarahnya dan signifikansinya di dunia modern.
  • Melakukan perjalanan ke situs bersejarah untuk dapat merasakan pengalaman akan mempelajari budaya lain dan detikers dapat mem-posting pengalaman tersebut di media sosial.
  • detikers dapat merayakan peringatan ini melalui memasak makanan tradisional dari budaya yang berbeda, dengan resep yang belum pernah didengar sebelumnya untuk dinikmati bersama teman dan keluarga.



(sun/iwd)


Hide Ads