Julukan Kota Santri menjadikan Kabupaten Gresik memiliki banyak tradisi dan budaya Islami warisan Sunan Giri. Salah satunya Tradisi Pasar Bandeng.
Tradisi Pasar Bandeng, tak bisa lepas dari Tradisi Malam Selawe yang digelar Sunan Giri untuk mengajak santri dan rakyatnya beriktikaf mencari malam Lailatur Qadar. Dalam tradisi Pasar Bandeng itu, Sunan Giri ingin mengajak santri dan rakyatnya untuk membudidayakan ikan Bandeng.
"Budidaya Ikan Bandeng ini diawali era Sunan Giri. Tujuannya, agar perekonomian santri dan rakyatnya meningkat menjelang lebaran," kata Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, kepada detikJatim, Rabu (19/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi waktu jaman Mbah Sunan Giri itu sudah ada polah pemikiran mbah Sunan Giri berdaya saing perkuatan ekonomi melalui budidaya ikan bandeng," lanjut pria yang akrab dipanggil Gus Yani.
Dia mengatakan dengan membudidayakan bandeng, Sunan Giri berharap warga pesisir bisa mendapatkan pendapatan terutama menjelang lebaran. Itu kebiasaan santri Sunan Giri yang berasal dari berbagai daerah. Seperti Jawa, Ambon, Makasar, Sumatera, Kalimantan serta kawasan kepulauan lainnya saat hendak melakukan mudik ke daerahnya masing-masing.
"Secara tidak langsung, banyaknya santri dan pedagang yang melakukan jual beli membentuk sebuah pasar, disebutlah Pasar Bandeng," tambah Gus Yani.
Seiring berjalannya waktu, lanjut Gus Yani, masyarakat berinovasi mengkompetisikan bandeng hasil budidayanya untuk dikonteskan. Sehingga Kontes Bandeng Kawak menjadi kearifan lokal hingga saat ini.
"Dalam kontes itu, bila ikannya paling besar, ikan tersebut akan dilelang. Biasanya harganya 5 sampai puluhan juta," jelasnya.
Untuk itu, Gus Yani meminta agar masyarakat khususnya warga Gresik datang di Bandar Grissee nanti malam. Agar Tradisi Bandeng Kawak tetap dilestarikan dan terus terjaga.
"Nanti malam jangan lupa datang, ayo meriahkan bersama malam Tradisi pasar dan kontes bandeng," tandasnya.
(hil/fat)