Memasuki malam ke-23 di Bulan Ramadhan, ratusaan jemaah memadati Makam Sunan Giri di Dusun Giri Gajah, Desa Giri, Kebomas, Gresik. Mereka ingin melakukan ritual doa (maleman) di malam Ganjil 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Dari pantauan detikJatim, ratusan jemaah terdiri dari orang tua, remaja, hingga anak-anak mendatangi makam Sunan Giri. Selain warga lokal, jemaah datang dari berbagai daerah seperti Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Sidoarjo dan Surabaya.
Fadli salah satu jemaah asal Manyar, Gresik mengatakan setiap malam ganjil, ia selalu berziarah ke makam-makam walisongo. Selain mendoakan Walisongo, ia juga ingin menggelar salat sunah, berdoa dan berzikir di masjid yang didirikan para wali termasuk Sunan Giri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ini kan ada malam Lailatul qadar. Terutama malam ganjil, jadi saya ingin beribadah di Masjid yang dibangun para waliyullah ini. Kemarin sudah di Sunan Drajat," kata Fadli kepada detikJatim, Kamis (13/4/2023).
Fadli meyakini jika beribadah di Masjid para wali selain bisa khusyu, bisa berpotensi mendapatkan kelebihan lain. Ia berharap dengan beribadah dekat makam para wali ia mendapatkan malam Lailatul qadar.
"Siapa tau dengan beribadah di sini (Makam Sunan Giri) bisa dapat malam seribu bulan," tambahnya.
Sementara itu, Ahmad Zakaria peziarah asal Bojonegoro mengatakan sengaja datang ke Makam Sunan Giri untuk berziarah. Ia sengaja datang di malam ganjil ke-23 juga ingin beribadah di Masjid Sunan Giri.
"Semoga saja malam Lailatul qadar jatuh pada malam ini. Niatnya ziarah, tadi setelah mendoakan Sunan Giri, syaa langsung melakukan sholat sunnah di masjid yang dekat dengan area makam. Biar makin banyak dapat pahala," kata Ahmad.
Meski demikian, tidak semua jemaah datang ke Makam Sunan Giri untuk berdoa. Beberapa warga sengaja datang untuk melihat situasi keramaian malam-malam Ganjil di area makam Sunan Giri.
Baca juga: Istimewanya Malam Lailatul Qadar |
"Pengen lihat keramaian di malam ganjil. Sekalian ziarah juga, tapi pengen nongkrong juga di sini," kata Nadilah, salah satu pengunjung.
Keberkahan malam ganjil di Makam Sunan Giri juga dirasakan para pedagang kaki lima (PKL). Selain warga sekitar beberapa pedagang dari luar kota juga memadati sepanjang jalan Sunan Giri. Mereka menggaet rejeki dari keramaian makam Sunan Giri saat malam-malam ganjil di akhir Ramadhan.
Jumiyah salah satu pedagang pentol mengatakan penjualannya mengalami peningkatan hingga 100 persen. Jkka hari biasa ia mendapat kan Rp 150 ribu, pada malam ganjil ia bisa mendapatkan Rp 300 sampai Rp 350 ribu.
"Alhamdulillah, ramai tadi mas. Meski gak ikut ibadah di Makam, niat saya juga ibadah, mencari nafkah bagi keluarga. Semoga mendapat berkah juga," kata Jumilah.
(abq/iwd)