Sosok Ki Ageng Gribig dikenal masyarakat sebagai penyebar Islam di Malang dan sekitarnya. Lalu seperti apa sosok Ki Ageng Gribig?
Nama Ki Ageng Gribig asli diketahui ada dua versi. Pertama yakni Raden Ario Pamoetjong dan versi kedua bernama Raden Mosi Bagono.
Ketua Pokdarwis Pesarean Ki Ageng Gribig, Devi Nur Hadianto menuturkan, Raden Mosi Bagono ini diyakini dari Mataram. Hal ini didasarkan dari namanya yang konon merupakan keturunan Menak Koncar, kesatria dari Mataram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nama khas banget dari kulon Ario Mosi Bagono, Mosi Bagono itu nama-nama khas Mataram Islam. Beberapa tetua kami juga mengatakan beliau ini hidup pada masa mulai banyak dikirimnya senopati-senopati (prajurit) Mataram ke arah wetan (timur)," ungkap Hadianto kepada detikJatim, Senin (27/3/2023).
Menurut Hadianto, nama Ki Ageng Gribig muncul karena sosoknya ditugaskan untuk menyebarkan agama Islam di kampung yang bernama Gribig. Kampung di sekitar pemakaman itu konon jauh lebih ada sejak dahulu, bahkan sejak zaman era Kerajaan Majapahit di masa pemerintahan Raja Tribhuwana Tunggadewi.
"Ada yang mengatakan beliau ini karena sudah kampungnya kampung gribig. Tapi ada juga analisa mengatakan rumah-rumah di sini itu atapnya gribig, gribig itu dari ijuk tebal," ujarnya.
Bahkan ada istilah penyebutan Gribig sendiri berasal dari kata istilah bahasa Arab Al Maghribi. Konon istilah ini juga berkaitan dengan nisan yang ditemukan seperti di Kesultanan Demak.
Apalagi di kompleks pemakaman Ki Ageng Gribig saat ini juga terdapat beberapa makam dengan nisan bertuliskan bahasa Arab yang konon juga terkait asal-usul Ki Ageng Gribig.
![]() |
"Ada juga sebenarnya kalau menurut tulisan bukan Ki Ageng Gribig, tapi Kiai Ageng Gribig. Jadi sosok yang boleh dikatakan sepuh lebih ke kiai atau umaro.Gribig ada yang menerjemahkan nggrebek, penyampaian syiar Islamnya ramai," terangnya.
Tetapi analisa sejarah itu disebut Hadianto masih belum memiliki catatan yang pasti. Sebab ada beberapa segmen sejarah yang masih belum terungkap dan menjadi misteri.
Terlebih catatan mengenai sosok Ki Ageng Gribig sendiri masih minim, tetapi bisa dipastikan sosoknya merupakan penyebar agama Islam dari kawasan sekitar Yogyakarta, yang dahulu menjadi basis Kesultanan Mataram Islam.
Hadianto menjelaskan awalnya Ki Ageng Gribig di Pasuruan yang merupakan kota besar pada zaman dahulu. Bahkan kawasan Malang Raya merupakan daerah bawahan Pasuruan. Tak cuma sebagai pemuka agama saja, Ki Ageng Gribig juga dikenal sebagai umara atau pemimpin di masanya.
"Ki Ageng Gribig ini awalnya itu ditugaskan di Pasuruan, makanya kaitan erat Pasuruan kota besar di zaman itu. Sementara Malang adalah kota bawahan dari Pasuruan saat itu," ujar Hadianto.
"Setelah beliau ditugaskan atau mungkin, jadi umara' di Pasuruan, terus dia bergeser ke Malang ini sekarang pun masyarakat Pasuruan masih mempunyai keterikatan emosional dengan Ki Ageng gribig yang ada di lokasi saat ini," tandas Hadianto.
(abq/dte)