Menjelang Hari Raya Nyepi, para pembuat patung tengah sibuk membuat ogoh-ogoh di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Kecamatan Senduro, Lumajang. Proses pembuatan patung ogoh-ogoh ini dilakukan di sejumlah lokasi. Salah satunya di Pura Mandara Giri Semeru Agung.
Patung ogoh-ogoh yang dibuat memiliki berbagai ukuran dan karakter seperti Ravana dan Srirama. Proses pembuatanya membutuhkan waktu satu minggu hingga satu bulan.
Biasanya, sebuah patung ogoh-ogoh bisa menghabiskan biaya Rp 2 juta hingga Rp 3 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tempat ini, ogoh-ogoh dibuat dari bahan ramah lingkungan. Bambu yang sudah diirat, dibentuk menjadi berbagai karakter. Kemudian dilapisi kertas bekas karung semen dan diwarnai sedemikian rupa sehingga karakter ogoh-ogoh terlihat nyata serta lebih hidup.
"Proses pembuatan ogoh-ogoh ini membutuhkan waktu satu minggu hingga satu bulan lamanya. Untuk bahan menggunakan bambu yang diirat dan ditempel kertas dan diwarna," ujar pembuat ogoh-ogoh, Nyono kepada detikJatim, Senin (20/3/2023).
Bagi umat Hindu, patung ogoh-ogoh menjadi simbol keburukan sifat manusia serta hal negatif alam semesta. Patung ogoh-ogoh akan dimusnahkan dengan cara dibakar dalam prosesi tawur agung kesanga sebelum umat Hindu melakukan tapa brata penyepian.
"Patung ogoh-ogoh ini merupakan simbol hal-hal yang kurang baik dalam diri manusia maupun di alam semesta. Nantinya ogoh-ogoh ini akan dimusnahkan setelah diarak," ujar Ketua panitia perayaan Hari Raya Nyepi, Srada Danata.
Sementara itu, rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi di Lumajang sendiri akan dipusatkan di Pura Mandara Giri Semeru Agung di Kecamatan Senduro.
(hil/iwd)