Band Rock Perempuan Surabaya Dara Puspita dan Teka-teki Sang Pemberi Nama

Hari Musik Nasional

Band Rock Perempuan Surabaya Dara Puspita dan Teka-teki Sang Pemberi Nama

Amir Baihaqi - detikJatim
Kamis, 09 Mar 2023 16:29 WIB
Dara Puspita
Band bersejarah Dara Puspita asal Surabaya (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Dara Puspita merupakan band rock legendaris asal Surabaya. Band dengan seluruh personel perempuan ini didirikan pada April 1964. Kariernya kemudian melejit di Tanah Air hingga daratan Eropa.

Cikal bakal Dara Puspita berawal dari grup musik sekolah bernama Nirma Puspita pada 1961 di Surabaya. Saat itu grup itu memiliki 14 anggota perempuan dengan usia rata-rata 13 tahun dari berbagai sekolah.

Preva Asmara Subiyantoro dalam jurnal Avatara Unesa berjudul Perkembangan Grup Musik Dara Puspita Tahun 1965-1972 menjelaskan grup musik sekolah saat itu sering mengikuti perlombaan musik dan festival band.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nirma Puspita rutin latihan musik bersama setiap hari Sabtu dan Minggu di Jalan Kilibalu. Banyak lomba-lomba festival band Surabaya yang diikuti oleh Nirma Puspita. Dalam setiap perlombaan Nirma Puspita selalu mendapatkan juara pertama," jelas Preva seperti dikutip detikJatim, Kamis (9/3/2023).

Nama grup musik Nirma Puspita kemudian pada tahun 1964 berubah menjadi Irama Puspita. Ini karena seiring waktu berjalan, anggotanya mulai berkurang karena harus menikah atau bekerja.

ADVERTISEMENT

"Sisa anggota Nirma Puspita tetap bertahan dalam karier musik dengan nama baru yaitu Irama Puspita. Nama Irama Puspita dinilai lebih cocok menggantikan nama Nirma Puspita, karena grup Irama Puspita memiliki irama musik lain yang lebih baik," kata Preva.

Dari anggota yang tersisa, Titiek A. R, Lies A. R dan Susy Nander merupakan tiga anggota Irama Puspita yang benar-benar memiliki kemauan besar di bidang musik. Mereka kemudian membesarkan nama grupnya menjadi populer di tahun 1960-an.

Awal Oktober 1964, Titiek bersama Lies dan Susy kemudian meninggalkan bangku sekolah dan hijrah ke Jakarta dengan modal nekat. Hijrahnya mereka tak lepas dari saran Koes Bersaudara (Koes Plus) yang sempat mereka temui saat menggelar konser di Taman Hiburan Rakyat (THR) Surabaya.

Saat itu, ketiganya bertemu dengan idola mereka Koes bersaudara dan menyarankan mereka untuk ke Jakarta jika ingin berkarier di musik. Ini karena saat itu di Surabaya belum ada studio rekaman piringan hitam. Padahal Irama Puspita saat itu punya potensi besar.

Gayung bersambut, meski sempat ditentang orang tuanya, keinginan hijrah ke Jakarta akhirnya mendapat restu. Ibu Titiek dan Lies bahkan rela menjual perhiasan yang dimiliki sebagai bekal selama di Jakarta.

"Ibu Titik A.R dan Lies A.R rela menjual perhiasan yang dimiliki untuk bekal anak-anaknya di Jakarta. Titiek A. R, Lies A. R, Susy Nander, dan Ani Kusuma berangkat dengan berbekal uang sebanyak Rp 1.000 masing-masing orang dengan menggunakan kereta api," beber Preva.

Keberangkatan Titiek, Lies dan Susy ke Jakarta kemudian diikuti Ani Kusuma. Keempat dara ini lantas mendatangi markas Koes Bersaudara di Jalan Mendawai III/14 Kebayoran Baru. Di sana, mereka dibimbing dan dilatih langsung oleh para personel Koes.

"Dalam berlatih musik anggota Irama Puspita dapat dengan mudah mempelajari irama musik baik irama musik pop atau irama musik Barat. Lagu-lagu Koes Bersaudara, The Beatles, Rolling Stones yang sedang populer saat itu mampu mereka bawakan dengan sempurna," terang Preva.

Selanjutnya, kesempatan show pertama datang

Irama Puspita kemudian mendapat kesempatan show untuk pertama kalinya. Kesempatan itu tak lepas dari promosi Koes Bersaudara. Saat itu Mr Boermeester manager Kemayoran Internasional Airport Restaurant meminta mencari band pendamping selain Koes untuk mengisi acara tahun baru.

Tanpa pikir panjang, Koes Bersaudara kemudian menyodorkan Irama Puspita. Mr Boermeester kemudian menyetujui dan berjanji akan membayar honor Rp 30 ribu kalau penampilannya bagus.

Rupanya band perempuan yang bisa menyanyi sambil memainkan alat musik ini mengundang perhatian khalayak. Bahkan tiket waktu itu ludes dalam waktu singkat. Padahal waktu itu harga tiket cukup fantastis yakni Rp 10 ribu.

Pada April 1965, Lies dan kakaknya Titiek terpaksa kembali ke Surabaya karena harus mengikuti ujian akhir SMEA. Di Surabaya mereka mengabarkan ke orang tua bahwa bandnya telah sukses di Jakarta.

Untuk mengisi kekosongan Lies, Irama Puspita kemudian merekrut Titiek Hamzah sebagai pemain bass dan vokal. Masuknya Titiek Hamzah sebagai anggota termuda ternyata membawa kemajuan yang pesat terhadap grup Irama Puspita.

Saat Titik Hamzah masuk ini, pergantian personel juga sempat terjadi. Sebab Ani Kusuma dikeluarkan karena sempat terjadi kesalahpahaman. Posisi Ani kemudian digantikan Lies yang telah selesai menyelesaikan studinya.

Pada tahun yang sama, nama Irama Puspita yang lekat kemudian resmi diganti menjadi Dara Puspita. Perubahan ini berawal saat Irama Puspita diundang mengisi show musik yang diselenggarakan Iwan Permanto dengan menampilkan Lilis Suryani sebagai bintang utamanya di Istora Senayan.

Saat itu, Lilis Suryani merupakan penyanyi yang tengah top dan penampilannya selalu ditunggu masyarakat. Namun hingga tengah malam, Lilis ternyata belum kunjung hadir. Usut punya usut, ternyata Lilis juga tengah ada show lain di luar kota.

Irama Puspita kemudian diminta panitia untuk mengisi kekosongan tersebut dan diberi kesempatan menyumbang hingga 5 lagu. Namun saat itu pihak panitia menilai nama Irama Puspita kurang cocok, sebab seluruh personel perempuan.

"Pihak penyelenggara memutuskan untuk mengganti nama Irama Puspita menjadi Dara Puspita. Dara Puspita sendiri terdiri dari kata 'dara' yang artinya gadis dan 'puspita' yang artinya bunga," jelas Preva.

Dalam satu kesempatan, Lies pernah menuturkan Dara Puspita merupakan pemberian seseorang yang ia sendiri lupa namanya. Ia lalu membantah bahwa nama Dara Puspita merupakan pemberian A. Rachman maupun Tony Koeswoyo seperti yang dikabarkan.

Dari nama Dara Puspita inilah grup band Titiek A. R, Lies A. R, Susy Nander, dan Titiek Hamzah setelahnya show ke Bangkok tahun 1965. Nama Dara Puspita ini kemudian melejit tak hanya di Tanah Air tapi juga hingga luar negeri.



Hide Ads