Di masa lalu, Surabaya merupakan kadipaten yang dipimpin seorang adipati yang memiliki keraton. Makanya ada Kampung Keraton di Surabaya.
Soal masa lalu Surabaya juga bisa dilihat dari nama-nama daerahnya. Sebab setiap nama daerah memiliki sejarah.
Mengutip situs Tourism Surabaya, berikut daftar nama daerah di Surabaya serta penjelasannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asal-usul Nama 22 Daerah di Surabaya:
1. Tumenggungan
Situs Tumenggungan berada di antara daerah Bubutan dan Pasar besar. Dinamakan Tumenggungan karena wilayah ini dulunya merupakan tempat kediaman para pejabat tinggi kerajaan, yang disebut dengan Tumenggung.
2. Maspati
Situs Maspati berada di antara Jalan Kramatgantung dan Jalan Pahlawan. Di Kampung Lawas Maspati yang berada di Jalan Maspati Gang VI, Kecamatan Bubutan ini banyak bangunan perkampungan ala tempo dulu, yang dapat dikunjungi wisatawan.
Arti nama Maspati ialah tempat tinggal para patih keraton, pengurus keraton, atau pejabat yang berhubungan langsung dengan Surabaya.
3. Praban
Selanjutnya ialah Praban. Kata Praban diambil dari nama tempat tinggal para prabu, raja, ataupun adipati. Kini, Kampung Praban dikenal sebagai sentra sepatu.
4. Kranggan
Kata Kranggan diambil dari makna tempat tinggal para rangga. Atau tempat tinggal para pembuat keris.
5. Ngabla
Ngabla merupakan tempat tinggal juru bicara keraton. Namun sekarang sudah tidak ada.
6. Ketandan
Kata Ketandan berasal dari kata ketandang yang berarti prajurit keraton. Letak Kampung Ketandan di sekitar Jalan Tunjungan.
7. Bubutan
Kata Bubutan berasal dari kata butotan yang memiliki makna pintu gerbang. Lokasinya berada di pusat Kota Surabaya.
8. Pandean
Pandean bermakna pande atau tempat tinggal para pande besi. Pandean berada di dekat Kampung Peneleh. Perkampungan ini merupakan tempat lahir Presiden Indonesia pertama, Ir Soekarno.
9. Plampitan
Kata Plampitan diambil dari kata lampit yang bermakna tempat tinggal perajin tikar lampit. Di kampung ini ada rumah ala perkampungan zaman kolonial, milik seorang pejuang kemerdekaan.
Di sini juga ada makam Kiai Pasopati. Menurut warga setempat, ia merupakan murid Sunan Ampel.
10. Peneleh
Kata Peneleh berasal dari kata teleh atau tempat air. Maknanya tempat tinggal para pembuat tempat air.
Di wilayah ini, selain terdapat rumah kelahiran Ir Soekarno, juga ada rumah yang pernah ditinggali HOS Tjokroaminoto.
Selain itu, di sini juga terdapat masjid peninggalan Sunan Ampel yang disebut Masjid Jami Peneleh.
11. Pengampon
Kata Pengampon berasal dari kata ampo atau pengopohan (tanah liat). Maknanya tempat para perajin atau pembuat tembikar tanah liat.
12. Pecindilan
Kata Pecindilan diambil dari kata cinde yang maknanya kain bermotif kembang. Pecindilan bisa dimaknai sebagai tempat pembuatan kain batik.
13. Jagalan
Kata Jagalan berasal dari kata jagal yang berarti tempat tinggal para penjual daging.
14. Pegirian
Kata Pegirian diambil dari kata giri yang berarti buruh. Sebab berada di daerah dekat pelabuhan.
15. Ngaglik
Kata Ngaglik asalnya dari kata aglik. Artinya alat pembersih atau tempat pekerja tenun kain.
16. Ketabang
Kata Ketabang memiliki makna tempat tinggal para pengayam gedek, pengusaha bangunan.
17. Ondomohen
Kata Ondomohen berasal dari kata gemohen, gemain, gemoh. Atau tempat pekerja kerajinan tangan.
18. Gubeng
Kata Gubeng diambil dari kata Gubengan yang berarti kain kepala. Atau tempat membuat udeng.
19. Keputran
Keputran memiliki makna daerah tempat khusus keluarga keraton.
20. Sidi Keputran
Sementara Sidi Keputran merupakan tempat tinggal guru/pengasuh keraton.
21. Kayoon
Kayoon merupakan gunungan atau ikatan sakral antara kraton dan keputran.
22. Kebonrojo
Kebonrojo merupakan wilayah kebun yang sangat luas atau hutan khusus tempat berburu sang Adipati, apabila tidak sempat berburu ke hutan.
(sun/iwd)