Tangis Pelatih Topeng Monyet di Madiun Serahkan Monyet Kesayangan ke BKSDA

Tangis Pelatih Topeng Monyet di Madiun Serahkan Monyet Kesayangan ke BKSDA

Sugeng Harianto - detikJatim
Kamis, 02 Mar 2023 13:12 WIB
Sugito pengamen topeng monyet Desa Kertosari yang sedih berpisah dengan monyetnya.
Sugito pengamen topeng monyet Desa Kertosari yang sedih berpisah dengan monyetnya. (Foto: Sugeng Harianto/detikJatim)
Madiun -

Kesedihan mewarnai penyerahan 23 monyet bekas atraksi topeng monyet di Desa Kertosari, Kecamatan Geger, Madiun kepada BKSDA Jatim. Sejumlah warga yang bertahun-tahun mencari penghasilan sebagai pelaku topeng monyet terlihat menangis pada detik-detik perpisahan dengan monyet kesayangannya.

"Sedih berpisah dengan Menik (monyet peliharaannya). Monyet ini sudah seperti keluarga sendiri," ujar Sugito (50) kepada detikJatim di Kantor Desa Kertosari, Rabu (1/3).

Sugito pada akhirnya harus mengikhlaskan kepergian Menik dan menyerahkannya kepada BKSDA Jatim agar dilepasliarkan ke habitatnya. Dia mengaku sedih karena sudah menganggap monyet itu seperti keluarga sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pernah ada yang meninggal sampai nangis waktu itu, seperti kehilangan keluarga," kata Sugito kepada detikJatim sambil menahan tangis.

Sugito pun menceritakan bahwa dirinya sudah menjadi pengamen sekaligus pelatih topeng monyet sejak tahun 1982 silam. Dia merawat monyet untuk dikaryakan dalam seni topeng monyet. Sejak 1982 itu dia mengaku sudah 4 kali ganti monyet yang dikaryakan karena sudah bertambah usia.

ADVERTISEMENT

"Saya sejak 1982 main topeng monyet sampai sekarang. Mungkin sudah ganti 4 kali karena monyet sudah tua. Yang lama saya kasihkan ke kebun binatang Umbul, Madiun," ujar Sugito dengan suara lirih.

Monyet bekas pertujukan topeng monyet yang diamankan dari Desa Kertosari, Geger, MadiunMisni, pemain topeng monyet Desa Kertosari, Geger, Madiun yang harus berpisah dengan monyet kesayangannya. (Foto: Sugeng Harianto/detikJatim)

Ia menambahkan bahwa dirinya saat ini masih bingung mau kerja apa setelah monyet miliknya diserahkan ke BKSDA. Meski dia mengakui bahwa dirinya sudah menerima uang pembinaan dari BKSDA untuk beralih profesi.

"Bingung mau kerja apa, anak masih sekolah. Iya, sudah dapat uang pembinaan itu, Rp 3,5 juta," ujarnya

Pengamen topeng monyet yang juga tampak sedih karena harus berpisah dengan monyet kesayangan mereka adalah Misni (65). Pria itu bahkan sudah sejak 1970-an menjalani profesi sebagai pengamen topeng monyet keliling.

Ia bahkan menganggap monyet itu sudah seperti anaknya sendiri. "Sudah kayak anak. Makanya ya sedih sekali harus berpisah," kata Misni.

Seperti diketahui, ada sebanyak 23 monyet yang diamankan oleh BKSDA Jatim dari para pelaku topeng monyet di Desa Kertosari, Madiun. Monyet-monyet itu nantinya akan direhabilitasi kemudian dilepas liar ke habitatnya.

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, Desa Kertosari, Kecamatan Geger, Madiun memang merupakan desa asal topeng monyet sebagai kesenian tradisional. Dari desa ini topeng monyet dikenalkan sebagai kesenian yang menghibur lalu menyebar ke berbagai daerah, hingga ke DKI Jakarta.




(dpe/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads