Masyarakat Jawa sudah tak asing dengan istilah geguritan, termasuk warga Jawa Timur. Untuk lebih jelasnya, berikut contoh geguritan bahasa Jawa dari 3 tema berbeda.
Namun sebelum menyimak sederet contoh geguritan, ada baiknya terlebih dahulu memahami kembali pengertian geguritan dan ciri-cirinya. Berikut ulasan singkatnya.
Baca juga: Contoh Teks Pranatacara Bahasa Jawa |
Geguritan:
1. Apa Itu Geguritan?
Mengutip situs resmi Pemkot Surakarta, geguritan merupakan salah satu karya sastra Jawa yang berbentuk puisi Jawa modern. Geguritan berbeda dengan karya sastra bahasa Jawa lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bedanya, geguritan bebas dari aturan-aturan tertentu seperti aturan pada tembang macapat atau kidung. Ada pendapat lain yang menyebutkan geguritan adalah susunan bahasa seperti syair dalam bahasa Jawa.
Geguritan berisi ungkapan perasaan dan pikiran penyair yang bersifat imajinatif dan tersusun, ada unsur pembangunan serta tidak terikat oleh aturan. Seperti guru gatra, guru lagi dan guru wilangan.
Pada zaman dulu, geguritan sering digunakan rakyat untuk menyuarakan bentuk ketidakpuasan terhadap kepemimpinan seorang raja. Saat ini, geguritan sering digunakan sebagai bentuk ungkapan sastra yang sering dibacakan pada acara-acara tertentu. Seperti agenda 17 Agustus dan acara formal lainnya. Bahkan geguritan juga sering dilombakan di tingkat sekolah dasar hingga menengah atas.
2. Tema dan Ciri-ciri Geguritan
Ada sejumlah tema yang bisa diangkat dalam menulis geguritan. Seperti tema ketuhanan, kemanusiaan, patriotisme, cinta tanah air, cinta kasih, kerakyatan atau demokrasi, keadilan sosial, pendidikan dan tema umum.
Sementara ciri-ciri dari geguritan yaitu bukan bahasa padinan atau bahasa yang digunakan sehari-hari. Tembung atau kata-katanya adalah pilihan. Jumlah liriknya tidak ditentukan. Sajak akhiran bebas dan jarang menggunakan tembung atau kata terikat.
3. Jenis Geguritan
Mengutip buku Antologi Geguritan, Tresna lan Kuciwa karya PBSD UNS, ada 2 jenis geguritan. Yakni geguritan lama dan kontemporer.
Geguritan lama/lawas/tradisional
Geguritan tradisional terikat aturan tertentu. Yaitu jumlah gatra (baris) tidak tetap, setiap gatra berisi 8 suku kata, bunyi pada akhir kata bersuara sama, dan permulaan guritan diawali dengan kata sun gegurit (aku mengarang).
Geguritan Kontemporer
Sementara geguritan kontemporer tidak memiliki ikatan terhadap suatu aturan guru lagu (bunyi vokal pada akhir baris) dan guru wilangan (jumlah suku kata tiap barus) seperti macapat. Serta tidak terikat pula oleh metrum seperti kakawin.
4. Contoh Geguritan
Mengutip buku Belajar Bahasa Daerah Jawa Untuk Mahasiswa PGSD dan Guru SD karya Rian Damariswara, ada sejumlah contoh geguritan. Berikut beberapa di antaranya.
Contoh Geguritan Tema Keluarga
Judul: Ibuku
Ibu...
Sapa kang bisa ngerti aku
Kajaba ibuku
Saben dina saben wektu
Ibu tansah ndidik awakku
Saben ibu duka marang aku
Lara tenan rasane atiku
Ibu...
Aku njaluk restu
Supaya anggonku sinau
Bisa migunani kanggo masa depanku
Ibu...
Au tresna marang ibu
Tanpa ibu aku dudu sapa-sapa
Amarga ibu aku ana ning donya
Maturnuwun ibu
Aku tresna ibu
Tema geguritan di atas adalah keluarga. Secara keseluruhan, isi geguritan ini menceritakan peran ibu bagi pengarang.
Rima atau suara yang diulang-ulang dalam larik geguritan yaitu rima akhir. Yang dominan adalah rima akhir yaitu u-u-u-u pada bait pertama dan kedua. Sementara bait ketiga memiliki rima akhir berpeluk yaitu a-b-b-a.
Contoh Geguritan Tema Umum
Judul: Pak Tani
Pancen leluhur bebudenmu
Urip prasaja ora kesusu
Ana ing desa kang asri
Urip rukun dadi petani
Tanduran digulawenthah ngati-ati
Gotong royong iku wis mesthi
Asile dienteni wong sanagari
Ora lali syukur rina wengi
Bu Tani uga pola
Nyiapake dhaharan ana ing omah
Banjur digawa menyang sawah
Dhahar ing galengan kanthi bungah
Contoh Geguritan Tema Pendidikan
Judul: Guru
Cahyaning ati
Polahmu digugu lan ditiru
Pahlawan ilang tanpa pamrih
Jasamu sak dawaning jaman
Mula...
Bektia marang guru
Kang dadi boring pendidikan
Kan mandhengani pembangunan moral
Baca juga: Contoh Geguritan Bahasa Jawa Tentang Guru |
(sun/dte)