Prasasti Ampeldento Menguak Patih Baru Majapahit Bernama Mpu Glen

Prasasti Ampeldento Menguak Patih Baru Majapahit Bernama Mpu Glen

Muhammad Aminudin - detikJatim
Senin, 23 Jan 2023 15:48 WIB
Prasasti Ampeldento, Malang
Prasasti Ampeldento, Malang (Dok. Balai Pelestarian Kebudayaan IX)
Malang -

Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI mengungkap temuan baru tentang nama patih Kerajaan Majapahit. Informasi itu diperoleh dari potongan prasasti yang ditemukan di Desa Ampeldento, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.

Prasasti Ampeldento tersebut awalnya ditemukan oleh warga setempat dekat area pemakaman umum. Lokasi penemuan juga masih sekitar gerbang tol Pakis, Kabupaten Malang. Penemuan prasasti tersebut pada November 2022.

Penemuan prasasti itu kemudian dilaporkan kepada Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI atau dulu bernama Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pamong Budaya Ahli Madya BPK Wilayah XI Andi Muhammad Said bersama Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Komda Jawa Timur Ismail Lutfi kemudian mencoba untuk membaca isi dari prasasti itu.

Prasasti Ampeldento hanya memuat tiga baris kalimat dalam aksara kuno. Prasasti Ampeldento diduga merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit abad 14 Masehi, sesuai dengan angka tahun yang tertulis dalam prasasti yaitu 1271 saka atau 1349 masehi.

ADVERTISEMENT

"Kita punya tiga baris yang kita warisi. Akan tetapi memiliki informasi penting dan bermanfaat untuk penulisan sejarah kuno di Indonesia. Prasasti ini ditemukan warga di dekat makam umum Desa Ampeldento, Pakis," ujar Ismail Lutfi kepada detikJatim, Senin (23/1/2023).

Prasasti Ampeldento, MalangPamong Budata Ahli Madya BPK Wilayah XI Andi Muhammad Said dan Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Komda Jawa Timur Ismail Lutfi kemudian mencoba membaca isi dari Prasasti Ampeldento. (Dok. Balai Pelestarian Kebudayaan IX)

Lutfi menyebut pada paleografi atau gaya tulisan aksara pada prasasti Ampeldento dapat diyakini dibuat para era abad 14 sampai 15 Masehi.

"Dan juga dari sisi paleografi atau langgam aksaranya sudah pada periode 14 sampai 15 Masehi. Juga ada aksara Bhatara yang umumnya muncul pada periode Tumapel dan kemudian menyambung ke periode Majapahit," sebut dosen sejarah Universitas Negeri Malang ini.

Sedangkan isinya, kata Lutfi, ada informasi sangat penting yang diperoleh dari adanya prasasti Ampeldento. Yakni penyebutan nama asing yang diduga adalah patih pada masa Kerajaan Majapahit yang bernama Mpu Glen.

Lutfi menjelaskan nama tersebut belum pernah terungkap. Bahkan tidak ada dalam catatan prasasti yang menuliskan nama itu.

"Ada angka tahun yakni 1271 saka atau dikonversikan ke Masehi abad 14 sampai 15 Masehi. Tertulis juga nama Mpu Glen sebagai patih. Selama ini saya tidak pernah dengar dan tidak ada catatan atas nama itu," beber Lutfi.

Ada nama Kertanegara di Prasasti Ampeldento. Simak di halaman selanjutnya.

Mpu Glen Diduga Punya Hubungan Erat dengan Raja Kertanegara

Selain Mpu Glen, prasasti juga menuliskan nama Kertanegara yang diketahui merupakan raja terakhir Kerajaan Tumapel atau Singhasari.

Seperti dituliskan, Raja Kertanegara menetapkan sebuah tanah perdikan atau sima yang kemudian terus dilestarikan hingga masa pertengahan Kerajaan Majapahit.

"Ada hal penting dalam prasasti ini, ada dugaan pada masa Kertanegara ada penetapan suatu tanah perdikan atau sima dan kemudian tanah perdikan itu terus dilestarikan pada masa Majapahit. Khususnya pada saat Mpu Glen ini memegang sebagai patih di Kerajaan Majapahit," terangnya.

Menurut Lutfi, perlu penelusuran lagi hubungan antara Raja Kertanegara dengan Mpu Glen sebagai patih di Kerajaan Majapahit seperti yang tertulis dalam prasasti. Ia menduga keduanya mempunyai hubungan erat.

"Sangat mungkin (Mpu Glen keturunan Raja Kertanegara), karena ada prasasti yang mirip seperti ini. Yakni prasasti Gajah Mada yang ditemukan di Singosari (Malang) bahwa pada saat Gajah Mada menerbitkan prasastinya itu, dia mengawali dengan tahun kematian dari Kertanegara. Seolah-olah dia ingin menunjukkan klaim bahwa memiliki hubungan dengan raja terakhir Tumapel itu," tegas Lutfi.

Berikut isi lengkap potongan prasasti Ampeldento beserta terjemahannya :

Alih aksara
"..... Bhatara Sri Krtanagara // i saka 1271 samangkana_atatya dinadyaken de santana pra-(t) isantana sang _1___patih makamanggalya rakryan apatih Mpu Glen."

Terjemahan
"... Mendiang Sri Kertanagara // Pada tahun Saka 1271 saat itulah dengan sesungguhnya ditetapkan oleh para anggota keluarga (bangsawan) .... Patih sebagai yang utama adalah Rakryan Apatih (bernama) Mpu Glen."

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Tok! Lagu 'Baby Shark' Resmi Dinyatakan Bukan Plagiat"
[Gambas:Video 20detik]
(abq/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads