Dosen Sejarah Unair Ungkap Keterkaitan Tren Latto-Latto dengan Homo Ludens

Kabar Edukasi

Dosen Sejarah Unair Ungkap Keterkaitan Tren Latto-Latto dengan Homo Ludens

Novia Aisyah - detikJatim
Rabu, 04 Jan 2023 15:26 WIB
Latto-latto
Permainan Latto-Latto. (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Surabaya -

Kembali ngetrennya permainan latto-latto belakangan ini berkaitan dengan salah satu sifat manusia. Dosen sejarah Unair mengungkapkan keterkaitan tren latto-latto itu dengan homo ludens.

Latto-latto adalah mainan yang terbuat dari bahan plastik polimer terdiri dari 2 bandulan pendulum yang disambung seutas tali atau benang nilon, yang di tengah tali itu terdapat cincin yang berfungsi sebagai pegangan untuk menggerakkan 2 bandul.

Seseorang akan terlihat lihai dalam bermain latto-latto bila ia mampu mampu mempercepat benturan kedua bandulan dengan posisi yang tetap stabil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dosen Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari mengatakan bahwa tren latto-latto ini berkaitan dengan peran manusia sebagai homo ludens atau makhluk yang suka bermain.

Sebagai homo ludens, manusia adalah makhluk yang suka bermain dan mempunyai tren permainan di setiap eranya. Merujuk pada kesukaan bermain homo ludens, tren permainan anak-anak atau orang dewasa mengikuti perkembangan ekonomi dan zaman.

ADVERTISEMENT

"Masing-masing zaman atau era selalu punya zeitgeist atau yang kita sebut sebagai jiwa zaman. Kebetulan, sekarang permainan latto-latto," ujar Ikhsan Rosyid dikutip dari situs web resmi Unair, Rabu (3/1/2023).

Menurut Ikhsan yang menyebabkan latto-latto populer salah satunya adalah produsen media permainan anak. Dia, berpendapat tren semacam ini akan terulang pada waktu mendatang.

Ikhsan menambahkan, popularitas latto-latto juga sangat dipengaruhi media teknologi. Meski begitu, kebertahanan permainan tersebut amat ditentukan kemunculan permainan-permainan berikutnya.

Oleh sebab itu, latto-latto akan bertahan sampai permainan baru lainnya muncul dan menjadi tren di waktu berikutnya. Selain itu, Ikhsan menerangkan bahwa nilai-nilai dalam permainan anak semuanya sama, yakni memuat nilai pleasure, interaktif, dan kompetitif. Begitu pula dengan latto-latto.

Nilai kompetitif latto-latto menurutnya berkaitan dengan kemampuan para pemainnya, sehingga muncullah perlombaan dan lainnya. "Apalagi latto-latto ini viral setelah pandemi. Anak-anak bisa berinteraksi sehingga permainan tersebut menjadi media interaksi bagi mereka," ungkapnya.




(dpe/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads