Museum Gubuk Wayang Mojokerto, Koleksinya Pas Banget untuk Wisata Edukasi

Museum Gubuk Wayang Mojokerto, Koleksinya Pas Banget untuk Wisata Edukasi

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Jumat, 16 Des 2022 08:50 WIB
museum gubuk wayang mojokerto
Salah satu koleksi Museum Gubuk Wayang (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Museum Gubuk Wayang di Kota Mojokerto bisa menjadi pilihan wisata edukasi seni budaya. Museum di Jalan RA Kartini nomor 23 ini mempunyai ribuan koleksi aneka jenis wayang, topeng, pusaka, permainan anak-anak dan alat musik tradisional yang semuanya masterpiece.

Begitu masuk ke museum ini, pengunjung akan disambut patung Pak Raden atau Suyadi, seniman pencipta cerita Si Unyil. Selanjutnya di lantai satu dipajang puluhan pusaka asli Indonesia berupa keris dan tombak.

Pusaka itu antara lain Keris Puser Wengkon Isen, Melati Saronce, Ceplok, Ceplok Wengkong, Sodo Sakler, Tunggak Semi, Ombak Segoro, Tri Warna, Bulu Ayam, Sepang, Sisik Sewu, Parung Sari, Lar Sak Ukel, Setan Kober Pajajaran, Bindo Segodo, Broto Sewu, serta Keris Junjung Derajat. Ada pula Tombak Trisula Bali, Dwi Sula, Lok 7 Bali, Bali Lurus dan Mojopahit Pamor Bulu Ayam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masuk semakin dalam di lantai satu, wisatawan bakal dibuat terpukau oleh koleksi satu set pagelaran wayang kulit lengkap dengan patung dalang dan gamelannya. Di belakangnya terdapat boneka semua tokoh cerita anak Si Unyil asli yang dibuat Pak Raden. Panggung pertunjukan Si Unyil juga dipajang di museum ini.

"Koleksi kami 9.800 lebih berupa aneka wayang, gamelan, pusaka asli Indonesia, topeng, alat musik tradisional, mainan anak-anak yang semuanya masterpiece," kata Pegawai Museum Gubuk Wayang, Sya'dan kepada wartawan di lokasi, Jumat (15/12/2022).

ADVERTISEMENT
museum gubuk wayang mojokertoWayang golek yang jadi koleksi Museum Gubuk Wayang (Foto: Enggran Eko Budianto)

Koleksi di lantai 1, 2 dan 3 dijamin membuat wisatawan terpukau. Sebab ribuan wayang beragam jenis dipajang di dalam museum ini. Mulai dari Wayang Sada berbahan lidi yang dicetuskan Marsono asal Desa Wisata Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul, wayang pring, wayang golek raksasa, wayang golek Tegal, Wayang Jek Dong, Wayang Potehi kesenian Tionghoa dan wayang suket atau Wayang Gepuk karya Ki Gepuk dari Rembang, Purbalingga berbahan rumput Kasuran.

Ada juga wayang Golek Hanoman, Wayang Gocinda, Wayang Odol, Wayang Golek Punokawan Bandung, Wayang Kulit Cirebon, Wayang Golek Bandung, Wayang Kulit Solo, Wayang Golek Punokawan Karawang, koleksi kaset zaman dulu dan modern, wayang golek Mahatma Gandhi, wayang golek Punokawan Bogor, Wayang Bobo dan Wayang Thengul berbahan kayu dengan bentuk 3 dimensi dari Bojonegoro.

Tak kalah menarik koleksi Wayang Kulit Wali Songo, wayang kulit Dagelan, Wayang golek Punokawan Cirebon Jadi Raja, Wayang Wahyu yang diprakarsai Pastur Adisoedjono, Kitab Lontar Dharma Patanjala, koleksi kaset zaman dulu dan modern, serta 27 boneka asli tokoh-tokoh Si Unyil buatan Pak Raden atau Suyadi. Museum Gubuk Wayang juga memajang foto para seniman tanah air dan permainan tradisional berupa umbulan wayang lengkap dengan pelat untuk membuatnya.

"Mulai dari wayang era Purwa, madya, dupara dan wayang Panji ada semua. Dari bentuknya ada wayang kulit, wayang golek, wayang pring, wayang sodo, wayang dari paralon bekas, odol, sampai wayang sesek dari anyaman bambu," terang Sya'dan.

Wayang masterpiece Pandawa dan Punokawan dari Ki Noto Sabdo, lanjut Sya'dan menjadi salah satu koleksi unggulan di Museum Gubug Wayang. Ada juga koleksi Wayang Golek Betawi karya Tizar Purbaya, serta wayang bersejarah yang zaman dulu menjadi media dakwah.

"Masyarakat zaman dulu kurang literasi sehingga cara menyampaikan agama melalui media pagelaran wayang. Wayang kulit dipakai Sunan Kalijaga, Wayang Wahyu yang digunakan Pastur Adisoedjono, serta Wayang Mamarta digunakan para pastur di Semarang," jelasnya.

Sya'dan menjelaskan Museum Gubug Wayang dirintis Yensen Project Indonesia sejak 2013. Ketika itu museum ini baru berupa Sanggar Gubuk Wayang. Selanjutnya gedung peninggalan Belanda 1928 itu diperbaiki hingga menjadi Museum Gubug Wayang di tahun 2015.

"Kami buka 15 Agustus 2015 yang diresmikan langsung Pak Suyadi atau Pak Raden. Selanjutnya kami buka umum sampai sekarang menjadi wisata edukasi. Kami juga menyediakan spot-spot foto dengan koleksi museum yang instagramable," cetusnya.

museum gubuk wayang mojokertoKoleksi benda pusaka Museum Gubuk Wayang (Foto: Enggran Eko Budianto)

Museum ini menarik kunjungan Putri Anak Indonesia Budaya 2022 Karina Aliya Afandi (12). Siswi kelas 7 SMP Elyon Christian School mengenalkan ribuan koleksi Museum Gubug Wayang kepada anak-anak.

"Banyak banget budaya Indonesia yang harus kita lestarikan. Hari ini saya mau mengenalkan wayang, topeng, boneka Si Unyil, budaya-budaya yang unik kepada anak-anak. Supaya anak-anak mencintai Indonesia dan tetap melestarikan budaya Indonesia," jelasnya.

Putri pasangan Leo Christian Afandi dan Sherly Setiono ini mengawali tugasnya sebagai duta budaya bagi anak-anak dari Jatim. Karina pun dibuat kagum oleh ribuan koleksi Museum Gubug Wayang yang dirawat dengan baik. Menurutnya koleksi museum ini sangat berharga sehingga harus dilestarikan.

"Saya mencari tempat-tempat seperti ini, lalu mengajak anak-anak untuk berkunjung. Banyak anak yang tak tahu koleksi museum ini. Misalnya Si Unyil yang anak-anak seumuran Karina tidak tahu," tandasnya.

Museum Gubug Wayang buka Selasa-Minggu pukul 09.00-17.00 WIB. Khusus akhir pekan, tiket masuknya Rp 30 ribu untuk dewasa dan Rp 20 ribu untuk anak-anak. Sedangkan tiket masuk hari biasa Rp 25 ribu untuk dewasa dan Rp 20 ribu untuk anak-anak.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Ira Wibowo: Ruhnya Suatu Bangsa Ada di Budaya"
[Gambas:Video 20detik]
(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads