Legenda Gunung Semeru Sebagai Paku Pulau Jawa

Legenda Gunung Semeru Sebagai Paku Pulau Jawa

Rina Fuji Astuti - detikJatim
Senin, 05 Des 2022 11:28 WIB
Gunung Semeru mengeluarkan material vulkanis yang terpantau dari Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin (5/12/2022). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di radius 15 Km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/nym.
Gunung Semeru saat menyemburkan awan panas/Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Surabaya -

Gunung Semeru begitu ikonik di Jawa Timur. Terlebih gunung ini juga yang tertinggi, tidak hanya di Jatim tapi di Pulau Jawa.

Terlepas dari itu, Semeru diselimuti cerita yang melegenda. Berikut ini sekilas soal legenda Gunung Semeru.

Dalam kitab kuno Tantu Pagelaran yang diyakini berasal dari abad ke-15 tercatat, suatu kala Pulau Jawa terombang-ambing di lautan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soal itu juga diceritakan dalam buku Soe Hok Gie Sekali Lagi: Buku, Pesta dan Cinta di Alam Bangsanya, yang ditulis Rudi Badil dkk.

Alkisah, pada suatu masa para dewa dan raksasa diminta Batara Guru sebagai penguasa tunggal untuk memindah Gunung Mahameru di India, sebagai paku pada Pulau Jawa agar tidak bergerak.

ADVERTISEMENT

Dewa Wisnu kemudian menjelma kura-kura raksasa. Ia menggendong gunung itu di punggungnya.

Sementara Dewa Brahma menjelma ular panjang yang membelitkan tubuhnya pada gunung dan badan kura-kura. Sehingga gunung itu dapat diangkut dengan aman.

Dewa-dewa tersebut meletakkan gunung itu di bagian pertama pulau yang mereka temui, yaitu bagian barat Pulau Jawa. Namun berat gunung itu membuat ujung pulau bagian timur terangkat ke atas. Akhirnya Gunung Mahameru dipindah ke timur.

Ketika Gunung Mahameru diletakkan di bagian timur Pulau Jawa, posisinya miring ke arah utara. Sehingga ujung gunung dipotong dan potongannya itu diletakkan ke arah barat laut.

Potongan gunung tersebut diberi nama Gunung Pawitra yang kini dikenal sebagai Gunung Penanggungan. Tak heran banyak orang yang menganggap Gunung Penanggungan adalah replika Gunung Semeru.

Bagian utama dari Gunung Mahameru merupakan tempat bersemayam Dewa Shiwa, yang sekarang dikenal dengan nama Gunung Semeru. Pada saat Sang Hyang Siwa datang ke Pulau Jawa, dilihatnya banyak pohon Jawawut. Sehingga pulau tersebut dinamakan Jawa.

Kemudian dalam buku The Seven Summits of Indonesia karya Hendri Agustin disebutkan, dalam kepercayaan masyarakat Bali, Gunung Semeru adalah tapak dari Gunung Agung.

Dalam situs Balai Besar Penjamin Mutu Pendidikan juga dijelaskan, orang Bali percaya Gunung Mahameru bapaknya Gunung Agung. Upacara kerap digelar untuk para dewa Gunung Mahameru.

Gunung Semeru dianggap sebagai tempat bersemayam dewa-dewa dan sebagai sarana penghubung di antara bumi (manusia) dan kayangan. Banyak warga Jawa dan Bali yang percaya gunung sebagai tempat kediaman Dewata, Hyang dan makhluk halus.




(sun/fat)


Hide Ads