Kisah Heroik Madun Hadang Pasukan Inggris di Balik Patung Perjuangan Tunjungan

Hari Pahlawan

Kisah Heroik Madun Hadang Pasukan Inggris di Balik Patung Perjuangan Tunjungan

Tim DetikJatim - detikJatim
Jumat, 11 Nov 2022 15:31 WIB
Patung Arek Genteng Kali Surabaya
Monumen patung Arek Genteng Kali Surabaya (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim)
Surabaya -

Warga Surabaya yang kerap melintas di Jalan Tunjungan, Surabaya pasti tak asing dengan patung perjuangan berselempang sarung. Lalu seperti apa kisah kepahlawanan di balik patung tersebut?

Patung perjuangan tersebut memperlihatkan seorang pejuang berselempang sarung dalam posisi merunduk bersiap. Sedangkan kaki kirinya bertopang pada tungkai kaki.

Di tangan kirinya, sang pejuang mengepal ke depan. Sementara tangan kanannya membawa bambu runcing. Patung ini tepat di depan Gedung Siola atau pada zaman Hindia Belanda dikenal dengan nama Whiteaway Landlaw.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tempat patung itu tertulis plakat keterangan. Berikut isinya: "Serangan sekutu 10 November 1945 menggerakkan kekuatan militernya secara total. Tank sekutu yang datang dari utara ditahan oleh pejuang Indonesia di sekitaran. Dari atas gedung yang bernama Whiteaway Landlaw. Pertempuran berlangsung seru, akhirnya gedung terbakar habis dibumihanguskan oleh pemuda Indonesia".

Ady Setyawan dalam bukunya berjudul Surabaya di Mana Kau Sembunyikan Nyali Kepahlawananmu? (2018) menjelaskan tepat pada lokasi patung tersebut terjadi kisah heroik seorang Arek Suroboyo bernama Madun.

ADVERTISEMENT

"Tepat dibangunnya monumen itu dulu seorang pemuda Genteng Kali bernama Madun dengan penuh keberanian mempertaruhkan nyawanya menyambut para serdadu Inggris yang telah berpengalaman dalam kancah Perang Dunia II," jelas Ady seperti dikutip detikJatim.

Patung Arek Genteng Kali SurabayaPatung Arek Genteng Kali Surabaya di Jalan Tunungan, Surabaya (Foto: Deny Prastyo Utomo/detikJatim)

Madun, lanjut Ady, dengan penuh keberanian menghadapi tentara Inggris seorang diri dengan senapan mesin. Ini dilakukan agar teman-temannya bisa bergerak mundur akibat serangan bertubi-tubi dari tentara Inggris.

"Madun dengan gagah berani menembakkan senapan mesinnya ke arah pasukan Inggris yang merangsek maju agar kawan-kawan seperjuangannya dapat melakukan gerakan mundur," terangnya.

Namun, rentetan tembakan mesin Madun itu berakhir dengan sebuah tembakan meriam tank. Seketika Madun gugur dengan kondisi hangus. Untuk mengenang peristiwa itu, dibangun sebuah patung perjuangan tepat di lokasi saat Madun gugur.

"Sebuah tank Inggris maju dan membom posisi sarang senapan mesin yang dioperatori Madun. Suara rentet senapan mesin seketika bungkam dan Madun ditemukan dalam kondisi hangus terbakar dengan memeluk senapan mesinnya," tulis Ady.

Di Kota Surabaya sendiri, setidaknya ada 5 patung perjuangan untuk mengenang Pertempuran 10 November 1945. Patung-patung tersebut dibangun pada tahun 1970 oleh Pemkot Surabaya dengan ABRI saat itu.

Kelima patung tersebut terletak di yakni Jembatan Merah, Alun-alun Contong, depan Gedung Siola, depan Hotel Majapahit dan Jalan Kombes M Duriyat. Namun 2 di antara 5 patung tersebut diketahui hilang. Dua patung yang hilang tersebut berada di depan Hotel Majapahit dan Jembatan Merah.




(abq/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads