Lantai dua sebuah rumah di Lingkungan Barehan, Kelurahan Sidoharjo menjadi ruang kerja sekaligus etalase. Beberapa kain yang sudah dibatik tampak melambai terempas angin yang berembus dari sisi bangunan tanpa kaca.
Semuanya bermotif pace (mengkudu). Buah alami itu identik dengan asal usul nama Pacitan.
Adalah Prabowo (51) pemilik rumah yang menjadikan huniannya semacam galeri. Itu tak lain karena si pria berpenampilan nyentrik adalah seorang seniman lukis. Berawal dari permintaan untuk mengajar materi lukis di salah satu sekolah, Prabowo akhirnya memilih batik sebagai objek lukisan. Kini hobi itu menjadi jalan rezeki bagi keluarganya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Sempat diminta mengajar lukis batik di salah satu sekolah," kata Prabowo singkat saat ditemui detikJatim di rumahnya, Jumat (21/10/2022).
Seiring berjalannya waktu, media lukis Prabowo tak lagi sebatas kanvas. Dia dan istrinya, Sumarni Rahayu (42) menuangkan gagasan dengan coretan di atas kain. Tekniknya pun menggunakan cara membatik tradisional. Mayoritas karyanya kategori abstrak. Namun motif dasarnya tetaplah pace.
Aktivitas keseharian pasangan suami istri itu identik dengan membatik. Sebagian besar pengerjaan dilakukan berdua. Hanya saat pembuatan pola terkadang dibantu murid Prabowo. Selanjutnya proses pewarnaan hingga pengeringan harus mereka kerjakan sendiri. Sebab, tahap itu relatif sulit dan butuh keterampilan khusus.
Yayuk, sapaan Sumarni Rahayu, membeberkan alasan dipilihnya batik sebagai media lukis. Selama ini minat masyarakat Kota 1001 Gua terhadap lukisan relatif belum sesuai harapan. Pilihannya pun akhirnya jatuh pada batik. Seiring berjalannya waktu, karya Prabowo dan Yayuk makin banyak peminatnya.
"Mulai dari teman, saudara, terus teman luar kota pun alhamdulillah juga banyak yang minat dari karya kami," bebernya.
"Pertama kan (motif) Canting pace. Tapi sekarang saya larinya ke abstrak karena canting pace sudah banyak yang pakai," imbuh ibu tiga anak itu.
Memang membuat batik bermotif abstrak bukan pekerjaan mudah. Apalagi jika sudah menyangkut penyeragaman warna. Wajar waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya pun lebih lama. Untuk sehelai kain batik biasanya selesai antara 3 hingga 4 hari. Itu pun sangat bergantung kondisi cuaca.
Kini pasar batik pace karya seniman Pacitan itu tak hanya diminati pembeli lokal. Sejumlah kota pernah menjadi tujuan pengiriman. Seperti Jakarta, Palembang, Batam, Blitar, Surabaya, hingga Bali dan Lombok. Harga jualnya beragam. Mulai Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu per potong.
(abq/iwd)