Keseruan Turnamen Betengan, Permainan Tradisional Khas Ponorogo

Keseruan Turnamen Betengan, Permainan Tradisional Khas Ponorogo

Charolin Pebrianti - detikJatim
Senin, 10 Okt 2022 12:14 WIB
Turnamen Betengan, Permainan Jadul Ala Ponorogo
Permainan tradisional Betengan khas Ponorogo (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo -

Warga Ponorogo tentu tidak asing lagi dengan istilah permainan betengan. Permainan tradisional khas Ponorogo ini hampir punah.

Untuk melestarikannya, pemuda yang tergabung dalam Ponorogo Creative Forum menggelar turnamen betengan cup di Lapangan Arjowinangun, Desa Tamansari, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo.

Pantauan detikJatim, saat melihat pertandingan final, ada dua grup bermain adu strategi dalam mempertahankan benteng dari serangan lawan. Serta mengumpulkan poin terbanyak yang nantinya akan keluar jadi pemenang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika pemain tersentuh anggota badannya oleh pemain lawan maka akan masuk kedalam kotak yang istilahnya penjara, dari situ tim lawan juga akan mendapatkan poin," tutur juri turnamen, Difky Galing kepada wartawan, Senin (10/10/2022).

Galing menambahkan permainan betengan merupakan permainan tradisional yang dilakukan oleh dua tim, tiap tim terdiri dari lima orang. Arena permainan berada di lapangan berukuran 20 x 10 meter.

ADVERTISEMENT

"Masing-masing tim bertugas menjaga benteng agar tidak tersentuh lawan," terang Difky.

Dalam arena lapangan, lanjut Difky, ada dua tiang tinggi atau yang sering disebut pal. Letaknya di ujung sisi masing-masing tim. Pun juga tiap tim dilengkapi dengan kotak berukuran 1,5 x 1 meter untuk memenjarakan anggota tim lawan yang tersentuh.

"Selama pertandingan, tim harus mengumpulkan poin dan menyelamatkan anggotanya, juga saat menyentuh tiang lawan sambil mengucap 'beteng'," papar Difky.

Permainan akan semakin seru ketika beberapa anggota tim lawan masuk kedalam penjara, maka tim yang anggotanya masuk kedalam penjara akan berusaha untuk menyelamatkan dengan menyentuh kembali rekan satu timnya. Namun harus juga mengambil resiko akan masuk penjara karena tersentuh lawan.

Masing-masing tim juga harus atur strategi untuk menggoda tim lawan agar meninggalkan bentengnya. Dalam hal ini setiap anggota tim terkadang harus adu sprint lari karena dikejar oleh tim lawan. Sementara anggota tim lainnya juga harus atur strategi untuk menyentuh tiang untuk di-pal guna memenangkan pertandingan.

"Stamina dan sportivitas harus dijaga, kalau menyentuh tim lawan dengan cara memukul, maka otomatis akan masuk 'penjara' begitu juga jika keluar garis tepi lapangan," tandas Difky

Difky menerangkan, permain dalam turnamen Betengan ini dilakukan selama 15 menit, dengan penentuan pemenang dilihat jumlah poin yang didapatkan, siapa yang paling cepat meng-pal tim lawan. Selain itu agresivitas untuk menggoda tim lawan agar meninggalkan bentengnya juga menjadi penilaian.

"Sempat juga ada tim yang dalam 3 menit langsung menang karena berhasil memegang turnamen lawan dan di-pal," kata Difky.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Panitia Turnamen, Herdianto Purwo Anggoro, menuturkan Turnamen Betengan ini dimaksudkan untuk menghidupkan seni olahraga tradisional yang saat ini mulai ditinggalkan oleh anak-anak muda. Adanya Turnamen ini juga diharapkan anak-anak mengetahui bagaimana aturan dan keseruan dalam permainan Betengan.

"Turnamen kali diikuti dari mulai umur 16 tahun hingga 35 tahun, dan ada 12 tim dari berbagai daerah di Ponorogo," pungkas Herdianto.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads