Museum Rasulullah di Jalan Suroyo, Kelurahan Tisnonegaran yang telah menjadi bagian dari ikon Wisata Religi Kota Probolinggo telah ditutup. Seluruh ornamen museum yang sudah tidak beroperasi sejak 8 September itu kini telah tiada.
Pantauan detikJatim di lokasi, pintu masuk dan keluar museum yang didirikan di kompleks Museum Probolinggo itu telah tertutup. Sebagian pintu masuknya yang bersebelahan dengan Museum Probolinggo tampak diganjal dengan meja resepsionis.
Seluruh tulisan dan logo Museum Rasulullah SAW di dinding museum bagian depan, juga di dekat pintu masuk sudah dihapus. Tak hanya itu, tulisan stiker yang terbuat dari akrilik hitam juga dilepas. Dengan demikian, tak ada lagi tulisan di atas triplek dekat pintu masuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Identitas bangunan yang menjadi pembeda dengan Museum Probolinggo itu kini sudah tidak terlihat. Tembok maupun triplek bangunan museum itu pun sudah bersih. Tak terlihat lagi bekas stiker maupun sisa paku untuk menempal identitas museum. Semua sudah dikosongkan dan dicat putih.
Loket pembelian tiket yang berada di samping juga sudah terlihat kosong. Tertempel sejumlah kertas putih menutup kaca loket itu. Namun masih terlihat stiker tulisan harga tiket masuk Museum Rasulullah yakni Rp 50.000. Lalu ada kertas pemberitahuan, "Mohon Maaf, Loket Pindah ke Teras Museum."
Di bagian dalam, ornamen kaligrafi yang menjadi hiasan interior museum terlihat belum dilepas. Di salah satu sudut ruangan museum itu terlihat masih berserakan sejumlah alat peraga museum yang diletakkan di sebuah kursi bambu.
Tak terlihat lagi koleksi Museum Rasulullah SAW di ruang pamer itu. Padahal, koleksi-koleksi itu sempat dipuji sejumlah tokoh. Salah satunya oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang sempat menyaksikan langsung barang peninggalan Rasulullah itu di Rumah Dinas Wali Kota Probolinggo.
Barang peninggalan Rasulullah SAW yang pernah dipamerkan di museum. Baca di halaman selanjutnya.
Sebelum ditutup Museum itu pernah memamerkan peninggalan Rasulullah, Nabi Muhammad SAW yakni darah hasil bekam, jenggot, rambut, serban, dan sandal. Selain itu juga ada peninggalan milik para Sahabat Nabi.
Salah satu peninggalan dari para Sahabat Nabi adalah baju perang Othmani yang dipakai pasukan militer Sultan Al Fateh yang digunakan selama serangkaian perang Kurdi dan selama pecahnya perang saudara di Iran.
Selain itu ada juga pedang sahabat Khalid Bin Walid panglima perang Islam dalam pasukan yang dipimpin Nabi Muhammad SAW. Yang mana kepemimpinan Sayyidina Umar Bin Khattab Khalid, ada 200 pedang yang salah satunya ada di museum ini.
Museum Rasulullah ini juga menampilkan barang sejarah Baitullah atau Makkah, seperti kiswah atau penutup Ka'bah, kunci Ka'bah, batu dinding Ka'bah, kiswah dalam Ka'bah, kiswah pintu taubah, dan karpet Taman Rauddah.
Tidak hanya itu, juga ada batu meteroid dan batu Sijjil yakni batu api neraka yang dilempar ke pasukan Abrahah oleh burung-burung Ababil yang diperintahkan Allah SWT untuk menumpas pasukan kafir yang hendak menghancurkan Ka'bah.
![]() |
Sekadar mengingatkan, Museum Rasulullah SAW diluncurkan bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW serta Hari Santri Nasional 22 Oktober 2022. Sejak dibuka tiket masuk ke museum ini dibanderol Rp 50 ribu per orang dengan kapasitas museum sebanyak 40 orang.
Kini museum itu telah ditutup. Pengelola museum Tjoe Yudhis Gatri blak-blakan menyatakan museum tepaksa ditutup karena terus merugi. Terutama sejak terjadinya pandemi COVID-19 yang menyebabkan jumlah kunjungan terus menurun sementara dirinya mengaku pengelola tidak mendapat dukungan dari pihak lain.
"Dengan berat hati kami tutup. Kami tidak ingin merugi terus-terusan. Sejak pemberlakuan PPKM saat pandemi COVID- 19 sudah mau saya tutup, tidak mampu kalau tidak ada bantuan dari pihak lain. Tidak bisa sendirian mengelola Museum Rasulullah ini," kata Yudhis.
Yudhis juga menyebutkan bahwa artefak atau barang-barang peninggalan Nabi Muhammad dan Sahabat Nabi yang dipamerkan di museum itu juga sudah berada di Jakarta. Barang-barang itu dikembalikan kepada pemiliknya yakni Profesor Abdul Manan Embong, dari GW (Galeri Warisan) MAR, Malaysia.
"Barang-barangnya sudah kami bawa ke Jakarta. Karena itu perjanjian kerja sama, jadi kami kembalikan ke pemiliknya. Yakni warga negara Malaysia. Namun oleh pemilik dipasrahkan secara tertulis ke orang Indonesia. Jadi saya sudah lepas tanggung jawab atas barang peninggalan Nabi Muhamad SAW," ujarnya.