Keluarga dan Rekan Seniman Antar Cak Sapari ke Peristirahatan Terakhir

Keluarga dan Rekan Seniman Antar Cak Sapari ke Peristirahatan Terakhir

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Kamis, 15 Sep 2022 15:16 WIB
Makam Cak Sapari
Pemakaman Cak Sapari. (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Berpulangnya legenda ludruk Cak Sapari untuk selama-lamanya membawa duka mendalam. Di rumah duka, baik keluarga dan kerabat berkumpul, berdoa, hingga menghaturkan bela sungkawa kepada istri almarhum, Suryaningsih.

Salah satunya seniman Djadi Galajapo. Dari pantauan detikJatim, ia sempat memimpin doa dan menjadi imam salat jenazah almarhum Sapari. Salat diikuti para rekan dan keluarga.

Usai dimandikan, Sapari disalatkan di Masjid Nurul Rahmah yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumahnya di kawasan Simo Mulyo Baru, Surabaya. Lalu, ia disemayamkan di Makam Dukuh Kupang 1, Surabaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di hadapan warga dan pelayat, Djadi mewakili keluarga, meminta maaf dan mengucapkan terima kasih.

"Pertemuan ini harus disertai dengan ucapan hamdalah, alhamdulillahirabbilalamin. Semua yang bernyawa, pasti melewati pintu untuk bertemu Allah SWT," kata Djadi saat di pemakaman, Kamis (15/9/2022).

ADVERTISEMENT

"Mewakili keluarga, bila ada utang piutang yang menghalangi perjalanan beliau, mohon bisa berhubungan dengan keluarga atau untuk saling mengikhlaskan," lanjutnya.

Kepada awak media, Djadi menghaturkan maaf atas semua kesalahan yang pernah dilakukan Sapari semasa hidup. Begitu juga kesalahan hingga ucapan menyinggung saat Sapari mengikuti pementasan bersama Kartolo cs.

"Kami haturkan mohon maaf sebesar-besarnya kalau beliau lagi manggung ada yang kurang berkenan," ujarnya.

Sementara itu, salah satu anak almarhum Sapari, Yuli Widya mengatakan, banyak ilmu dan pengalaman yang diperoleh dari sang ayah. Sapari merupakan ayah sekaligus guru yang baik dan kharismatik. Aura Sapari makin bersinar saat ia berada di atas panggung.

Yuli mengaku, telah mengikhlaskan ayahnya untuk meninggalkan keluarga selama-lamanya. Ia juga berkisah tentang masa-masa terakhir sebelum Sapari mengembuskan napas terakhirnya.

"Kita semua sudah ikhlas, bapak sakit sejak lama, keluar masuk (rumah sakit) sejak lama. Kondisi ibu nggak kuat jalan jauh, selama bapak sakit ibu juga sering sakit karena kurang istirahat. Makan nggak teratur dan nggak nafsu makan," tuturnya.

Sebelum meninggal dunia, Yuli mengungkapkan, keluarga sempat ngaji dan doa bersama. Kegiatan ini telah dilakukan sejak beberapa hari sebelumnya. Namun, Sapari sudah tak merespons hal tersebut.

"Kemarin sudah nggak ada respons dari Rabu (14/9) pagi, jam 07.00 WIB sampai 08.00 WIB pagi sudah nggak kuat, nggak ada respons. Ngaji bersama sama keluarga sampai jam 04.30 WIB, sudah nggak ada jawaban dan merem," katanya.




(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads