Sejarah Berdirinya Ponpes Lirboyo Kediri

Sejarah Berdirinya Ponpes Lirboyo Kediri

Dina Rahmawati - detikJatim
Rabu, 14 Sep 2022 17:09 WIB
Ponpes Lirboyo Kediri
Ponpes Lirboyo Kediri/ Foto: Dok. Ponpes Lirboyo
Kediri -

Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah pondok pesantren terbanyak ketiga di Indonesia, setelah Jawa Barat dan Banten. Bahkan sebagian pondok pesantren di Jawa Timur sangat dikenal di dalam maupun luar negeri. Salah satunya Pondok Pesantren Lirboyo.

Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo merupakan salah satu pondok pesantren terbesar di Jawa Timur. Alumninya telah tersebar di seluruh penjuru dunia. Ponpes ini terletak di Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur.

Pondok Pesantren Lirboyo didirikan oleh KH Abdul Karim pada abad ke-20. Terdapat 15 lembaga pendidikan dengan beragam konsentrasi di ponpes ini. Seperti pondok pesantren yang khusus untuk santri salaf atau penghafal Al-Qur'an.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai Pondok Pesantren Lirboyo, simak informasi yang dihimpun detikJatim berikut ini.

Sejarah Pondok Pesantren Lirboyo

Mengutip dari laman Pondok Pesantren Lirboyo, berdirinya Pondok Pesantren Lirboyo berkaitan erat dengan kepindahan dan menetapnya sang pendiri, KH Abdul Karim. Ulama ini lahir pada tahun 1856 di Magelang, Jawa Tengah.

ADVERTISEMENT

KH Abdul Karim merupakan seorang putra dari pasangan Kiai Abdur Rahim dan Nyai Salamah. Sejak usia 14 tahun, KH Abdul Karim kerap berpindah-pindah tempat untuk menimba ilmu agama.

Pondok pesantren yang pernah disinggahi oleh KH Abdul Karim antara lain, Pesantren Trayang Kertosono, Pesantren Sono Sidoarjo, dan Pesantren Kedungdoro Surabaya. KH Abdul Karim juga pernah menuntut ilmu kepada Syaikhona Kholil Bangkalan selama kurang lebih 23 tahun.

Pada usia 40 tahun, KH Abdul Karim kembali menuntut ilmu di pondok pesantren yang diasuh oleh KH Hasyim Asy'ari. Yakni Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.

KH Abdul Karim kemudian menikah dengan putri Kiai Sholeh dari Banjarmlati, Kediri yang bernama Siti Khodijah pada tahun 1908. Pada tahun 1910, KH Abdul Karim bersama istrinya pindah ke Desa Lirboyo. Di sinilah titik awal tumbuhnya Pondok Pesantren Lirboyo.

Saat di Lirboyo, KH Abdul Karim membangun sebuah surau atau musola untuk mengajarkan agama Islam kepada masyarakat setempat. Santri pertamanya bernama Umar dari Madiun. Seiring berjalannya waktu, santri KH Abdul Karim kian bertambah.

Tiga tahun setelahnya, tepatnya pada 1913, KH Abdul Karim mendirikan ponpes untuk mengajarkan dan menyebarkan ilmu agama Islam. Dia juga membangun sebuah masjid di dalam wilayah pondok. Hingga kini, masjid tersebut masih berdiri dengan nama Masjid Lawang Songo, sebab jumlah lawang (pintu) masjid itu berjumlah sembilan.

Pada sejumlah peristiwa kemerdekaan, Pondok Pesantren Lirboyo turut berperan dalam pergerakan perjuangan dengan mengirimkan para santri ke medan perang. Seperti peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.

Baca tentang unit dan teknis pendidikan di Pondok Pesantren Lirboyo pada halaman selanjutnya

Unit di Pondok Pesantren Lirboyo

Berikut 15 unit pondok yang ada di Ponpes Lirboyo:

1. Pondok Pesantren Lirboyo (Pondok Induk)
2. Pondok Pesantren Haji Mahrus
3. Pondok Pesantren Haji Ya'qub
4. Pondok Pesantren Putri Hidayatul Mubtadi'aat
5. Pondok Pesantren Putri Hidayatul Mubtadi'aat Al-Quraniyyah
6. Pondok Pesantren Putri Tahfidzul Qur'an
7. Pondok Pesantren Lirboyo HM Al-Mahrusiyah
8. Pondok Pesantren Salafiy Terpadu Ar-Risalah
9. Pondok Pesantren HM Antara
10. Pondok Pesantren Darussalam
11. Pondok Pesantren Murottilil Qur'an
12. Pondok Pesantren Al-Baqoroh
13. Pondok Pesantren Al-Ihsan
14. Pondok Pesantren HM Syarif Hidayatullah
15. Pondok Pesantren Darussa'adah

Pondok Cabang dari Ponpes Lirboyo

Pondok pesantren Lirboyo juga memiliki beberapa pondok cabang, yakni:

1. Pesantren Pagung Kediri
2. Pesantren Turen Malang
3. Pesantren Bakung Blitar
4. Pesantren Santren Blitar
5. Pesantren Majalengka

Teknis pendidikan Pondok Pesantren Lirboyo

Pondok Pesantren Lirboyo menerapkan 2 sistem pendidikan yang berjalan secara berdampingan, yakni classical dan tradisional. Berikut penjelasannya.

Classical merupakan sistem pendidikan yang digunakan di madrasah/sekolah. Sistem pendidikan classical menawarkan pembelajaran wajib yang disesuaikan dengan kemampuan santri dalam menyerap dan memahami keilmuan.

Sementara sistem pendidikan tradisional digunakan dalam pengajian kitab dan bahtsul masail. Pengajian kitab sangat dianjurkan sebagai bekal tambahan keilmuan santri.

Nah itu tadi penjelasan sejarah Pondok Pesantren Lirboyo di Kediri. Semoga bermanfaat ya.

Halaman 2 dari 2
(hse/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads