Gresik merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang masuk dalam kawasan Gerbangkertosusila. Gresik tergabung di kawasan itu bersama Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan.
Gresik bagian utara berbatasan dengan Laut Jawa. Bagian timur berbatasan dengan Selat Madura dan Kota Surabaya. Bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Mojokerto. Serta bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Lamongan.
Luas Gresik mencapai 1.191,25 km2, yang terbagi dalam 18 kecamatan (330 desa dan 26 kelurahan). Sebagian wilayah Gresik merupakan daerah pesisir pantai. Seperti Kecamatan Kebomas, Gresik, Bungah, Manyar, Sidayu, Panceng dan Ujungpangkah serta Kecamatan Sangkapura dan Tambak di Pulau Bawean.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Kabupaten Gresik
Mengutip dari situs resmi Kabupaten Gresik, daerah tersebut mulai dikenal saat tumbuh menjadi pusat perdagangan pada abad ke-11. Sebagai pusat perdagangan, Gresik kerap dikunjungi para pedagang dari China, Arab, Gujarat, Kalkuta, Siam, Bengali hingga Campa.
Gresik semakin menonjol sejak berkembangnya agama Islam di tanah Jawa. Pembawa dan penyebar agama Islam tersebut adalah Syekh Maulana Malik Ibrahim dan Fatimah Binti Maimun.
Syekh Maulana Malik Ibrahim menyebarkan agama Islam di Gresik dengan cara bergaul sama masyarakat. Ia tidak langsung menentang agama dan kepercayaan masyarakat. Tetapi menunjukkan keindahan dan kebaikan agama Islam.
Masyarakat pun berbondong-bondong untuk masuk Islam. Setelah menarik hati masyarakat, Syekh Maulana Malik Ibrahim berdagang di Desa Roomo, Manyar, Gresik.
Syekh Maulana pernah berkunjung ke Ibu Kota Majapahit di Trowulan. Kedatangannya disambut baik oleh Raja Brawijaya. Ia bahkan diberi kepercayaan Raja Brawijaya untuk memimpin Gresik di bawah kedaulatan Majapahit. Berkat perannya dalam menyebarkan agama Islam dan memimpin Gresik, Syekh Maulana disebut sebagai Sunan Gresik.
Perkembangan Gresik juga tidak lepas dari peran seorang janda kaya raya bernama Nyai Ageng Pinatih, yang menemukan seorang bayi dari Blambangan. Bayi yang ditemukan di laut itu kemudian diberi nama Jaka Samudra. Setelah beranjak dewasa, Jaka Samudra diberi gelar Raden Paku.
Dikutip dari situs Kemdikbud, Raden Paku pergi menemui ayahnya, Syekh Maulana Ishak, di Samudera Pasai. Syekh Maulana Ishak mengutus Raden Paku untuk membangun sebuah pondok pesantren di Gresik.
Raden Paku mendirikan pesantren di atas tanah yang mirip dengan tanah tempat tinggal ayahnya, yaitu di Bukit Giri, Kecamatan Kebomas, Gresik. Lambat laun, Giri Kedaton difungsikan sebagai pusat kerajaan Islam yang pengaruhnya menyebar sampai ke Maluku.
Raden Paku dinobatkan sebagai penguasa pemerintahan Gresik pada 1487 dengan gelar Prabu Satmoto. Tahun 1487 lantas dijadikan sebagai Hari Lahir Kabupaten Gresik.
Ada beberapa versi soal asal-usul nama Gresik. Dalam Babad Hing Gresik, Gresik disebut dengan Gerwarasi. Sedangkan Prasasti Karang Bogem menyebut nama Gresik secara gamblang di bagian kalimat pembuka.
Pada masa penjajahan, bangsa China menyebut kota Gresik dengan istilah T'Se T'Sun atau kampung kotor. Dalam peta kuno yang dibuat oleh bangsa Portugis pada abad ke-15, Gresik disebut dengan Gerwarace, Agace, dan Agati.
Bangsa Arab yang datang ke Jawa menyebut Gresik dengan Qorrosyaik. Sebutan Qorrosyaik diambil dari kalimat perintah kapten kapal untuk menancapkan jangkar saat sampai di pelabuhan.
Sementara dalam buku Historisch Onderzoek karya J.A.B. Wisselius, bangsa Belanda (VOC) menyebut Gresik dengan Gerrici atau Grissee. Thomas Stamford Raffles dalam bukunya yang berjudul The History of Java menyebut Gresik dengan sebutan Giri-Gisik.
Dari berbagai sebutan tersebut, Giri-Gisik menjadi yang paling populer di kalangan masyarakat. Giri berarti bukit dan Gisik berarti pantai, sesuai dengan kondisi geografis Kabupaten Gresik. Giri-Gisik kemudian berubah menjadi Gresik.
Perkembangan Kabupaten Gresik
Mulanya, Gresik merupakan salah satu kawedanan dalam Kabupaten Surabaya. Berdasarkan PP Nomer 38 Tahun 1974, Kabupaten Surabaya diubah menjadi Kabupaten Gresik. Kabupaten Gresik juga termasuk dalam sub wilayah pengembangan Jawa Timur yang kegiatannya diarahkan pada sektor pertanian, industri, perdagangan, maritime, pendidikan dan wisata.
Kabupaten Gresik dikenal sebagai Kota Industri. Itu karena banyak jenis industri yang berdiri di Kabupaten Gresik. Mulai dari industri elektronik, industri petrokimia, industri semen, industri tekstil, hingga industri makanan berskala rumahan.
Selain itu, Gresik juga terkenal sebagai Kota Wali. Itu ditandai dengan keberadaan makam para wali di Kabupaten Gresik, yaitu Sunan Giri, Syekh Maulana Malik Ibrahim, Fatimah Binti Maimun, Syekh Maulana Ishak, dan masih banyak lagi.
Simak Video "Video Penangkapan Pemerkosa Siswi di Gubuk Gresik"
[Gambas:Video 20detik]
(sun/sun)