Ada beberapa daerah di Surabaya yang namanya menggunakan kata 'gunung'. Seperti Gunung Sari, Gunung Anyar dan Warugunung.
Gunung Sari merupakan sebuah kelurahan di Kecamatan Dukuh Pakis. Nama Gunung Sari juga identik dengan salah satu gerbang tol di Kota Pahlawan.
Sementara Warugunung merupakan sebuah kelurahan di Kecamatan Karangpilang. Namun kali ini, detikJatim akan mengupas soal asal-usul nama Gunung Anyar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gunung Anyar merupakan sebuah kecamatan di Surabaya Timur. Jika dilihat di peta Surabaya, Gunung Anyar juga salah satu kecamatan paling selatan, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sidoarjo.
Ada empat kelurahan yang masuk Kecamatan Gunung Anyar. Empat kelurahan tersebut yakni Gunung Anyar, Gunung Anyar Tambak, Rungkut Menanggal dan Rungkut Tengah.
Untuk mengetahui asal-usul nama Gunung Anyar, detikJatim meluncur ke kecamatan tersebut. Dari Surabaya Pusat, perjalanan menggunakan kendaraan membutuhkan waktu sekitar 30 menit.
Sampai di Kelurahan Gunung Anyar, ada Ketua RT 01 RW 02, Achmad Fadholi yang sudah siap menjelaskan asal-usul nama Gunung Anyar. Menurutnya, nama tersebut diambil dari sebuah gunung kecil.
![]() |
Fadholi menjelaskan, gunung kecil yang dimaksud adalah gundukan tanah setinggi sekitar 5 meter. gundukan tanah itu terbentuk secara alami dari semburan lumpur yang terjadi di tempat tersebut.
Bahkan menurut Fadholi, semburan lumpur sudah terjadi sejak zaman Kerajaan Mataram. Semburannya tidak besar. Lumpur yang disemburkan kemudian mengering dan menjadi gundukan tanah.
Gundukan tanah tersebut menyerupai gunung baru. Sehingga disebut Gunung Anyar. Sebutan itu kemudian menjadi nama kawasan tersebut. Kini, nama itu menjadi nama kelurahan dan kecamatan.
Kutipan soal asal-usul nama Gunung Anyar ada di halaman selanjutnya...
Hingga saat ini, semburan lumpur itu masih sering terjadi. Namun waktunya tidak bisa diprediksi.
Semburan lumpur itu juga sudah tak lagi menjadi perhatian warga sekitar. Namun bagi orang yang penasaran, gunung tersebut kerap menjadi tujuan.
Fadholi kemudian menyebutkan tiga tokoh yang diyakini sebagai orang-orang yang pertama kali babat alas di kawasan tersebut. Siapa saja mereka?
"Yang babat alas ada 3, Mbah Mahmud, Amir, dan Tejang Kalom (Tanjungalam)," tutupnya.
Simak Video "Video: Diduga 20 Tahun KDRT Istri, Suami di Surabaya Ditangkap Polisi"
[Gambas:Video 20detik]
(sun/sun)