KH Ahmad Muwafiq yang akrab dipanggil Gus Muwafiq mengaku jengkel dengan lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet'. Ia menyebut pencipta lagu itu ngawur hingga meminta siapa pun tidak lagi menyanyikan lagu itu.
"Mulo kulo juwengkel lek wonten lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet. Iki sopo sing ngarang... ngawur ae (Saya jengkel jika ada lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet'. Ini siapa yang mengarang. Ngawur saja)," ujarnya di video yang dilihat detikJatim di YouTube Gus Muwafiq Channel, Minggu (14/8/2022).
Video Gus Muwafiq tentang lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' itu viral beberapa minggu ini. Untuk mengutip video dakwah tersebut detikJatim telah meminta izin kepada Gus Muwafiq.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dalam video dakwah itu, ulama kharismatik ini juga menceritakan tentang silsilah leluhur para ulama yang menyiarkan agama Islam. Menurutnya, nama Joko Tingkir ini bukanlah nama sembarangan.
Joko Tingkir adalah nama dari Sultan Hadiwijaya, Sultan Pajang kala itu. Beliau adalah bapak dari Pangeran Benowo yang juga menantu Sultan Trenggono dan murid dari Wali Songo yakni Sunan Kalijaga.
"Ini bukan nama sembarangan. Ini Joko Tingkir. Dia ini Sultan Pajang, Sultan Hadiwijoyo (Sultan Hadiwijaya), bapaknya Pangeran Benowo, menantu Sultan Trenggono, dan murid Sunan Kalijaga," katanya.
Sosok Sultan Hadiwijaya menurutnya adalah sosok ulama besar dan raja besar. Tidak hanya itu, Joko Tingkir juga masih memilik kaitan dengan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Gus Muwafiq sendiri diketahui selalu menemani Gus Dur saat ziarah ke petilasan Joko Tingkir di Lamongan. Sebab itulah ia mengaku sangat jengkel dengan adanya lagu dangdut koplo seolah-olah mengolok-olok ulama sekaligus raja besar tersebut.
"Ulama besar dan raja besar ini. Makanya ada anak-anak kecil nyanyi gini saya jengkel sekali," tambahnya.
Hingga akhirnya, Gus Muwafiq selaku ulama kharismatik mengimbau seluruh pihak, baik penyanyi mau pun masyarakat tidak lagi menyanyikan lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet'.
"Ya dihentikan saja, ndak enak kalau kita mengolok-olok nenek moyang kita. Itu (Nama Joko Tingkir) bukan legenda tapi nama, ada orangnya, yang seorang sultan. Imbauan saja, besok tidak terulang lagi," katanya.
Sebelumnya penolakan lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' dari ulama, MUI Jatim, tokoh masyarakat, warga Lamongan dan juga anggota dewan.
Ulama menyebut penggunaan Joko Tingkir di lagu itu tidak pantas dan dianggap merendahkan sosok murid Raden Said atau Sunan Kalijaga.
Mereka tidak terima nama guru ulama nusantara yang alim, kharismatik, dan dihormati, diparodikan dalam lagu dangdut koplo.