.webp)
Di bulan Suro ada kegiatan rutin yang dilakukan warga Kelurahan Curah Grinting, Kanigaran, Kota Probolinggo. Warga menggelar arak-arakan tumpeng raksasa dan gunungan berisi hasil bumi atau biasa disebut ritual Buk Buk Bumeh Bulen Sorah atau selamatan bumi di Bulan Suro.
Sebelum diarak keliling jalan di Kelurahan Curah Grinting, gunungan, dan tumpeng raksasa untuk ritual itu terlebih dahulu didoakan oleh tokoh agama di kelurahan setempat. Setelah itu gunungan dan tumpeng raksasa berisi berbagai hasil bumi mulai gabah, sayur mayur, dan uang kertas itu akan diarak sejauh 2 Kilometer.
Selain gunungan dan tumpeng raksasa, arak-arakan juga diikuti pasukan berkuda, kesenian jaran kecak yang dinaiki oleh anak-anak yatim piatu diiringi musik tradisional Duk-Duk khas Madura. Start dari kantor Kecamatan Kanigaran arak-arakan itu berjalan ke Padepokan Wali Songo Majelis Sholawat Nariyah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iring-iringan ritual suroan itu pun menjadi tontonan warga setempat yang berdiri di sepanjang jalan. Acara ini biasa digelar oleh warga setiap hari ke-5 bulan Suro pada kalender Jawa.
Tujuan ritual Buk Buk Bumeh itu untuk menyelamati bumi yang kita pijak agar bumi yang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa selalu memberi keberkahan dan kedamaian. Warga menyadari jangan sampai bumi marah hingga menyebabkan bencana bagi makhluk yang hidup di dunia ini.
Lina Wahyuni (22) warga setempat menonton arak-arakan ritual Suroan hampir setiap tahunnya. Menurutnya warga Kelurahan Curah Grinting selalu menggelar selametan Buk Buk Bumeh ini dan selalu menjadi tontonan warga dan pengguna jalan yang sedang melintas.
"Setiap tahun pasti diadakan Grebek Suro, pawai suroan biasa disebut tradisi ritual Buk-Buk Bumeh. Ini menjadi tontonan warga setiap tahunnya, dan pengguna jalan yang sedang melintas" ujar Lina saat dikonfirmasi detikJatim, Kamis (4/8/2022).
 Warga Dusun Grinting Probolinggo saat menggelar Buk Buk Bumeh Foto: M Rofiq/detikJatim |
Setelah tokoh agama dan sesepuh desa setempat membacakan Surah Yasin dan Selawat Nariyah, gunungan berisi hasil bumi dan tumpeng raksasa itu menjadi rebutan warga. Mulai dari baik kaum ibu-ibu, anak-anak, semua turut serta dalam rebutan isi gunungan.
Di dalam aktivitas itu masyarakat meyakini bahwa siapa yang mendapatkan isi gunungan dan tumpeng bisa mendapatkan keberkahan dan rejeki berlimpah.
Niki Widianingsih (28) warga lainnya mendapatkan sayur mayur setelah rebutan gunungan. Ia senang saat rebutan secara massal. Ia berniat membawa pulang hasil rebutan itu. Karena dia juga meyakini sayur mayur yang didapat bisa mendatangkan berkah dan uang yang ditaruh di dompet bisa menjadi jimat.
"Dapat beberapa jenis sayur mayur isi gunungan yang jadi rebutan, nanti dibawa pulang untuk dimakan bersama keluarganya, karena isi gunungan membawa keberkahan dan keselamatan, uang yang didapat dari gunungan dibuat jimat ditaruk di dompet, agar rejeki lebih lancar" jelas Niki.
Pengasuh Padepokan Wali Songo Sholawat Nariyah Ahmad Kusnadi mengatakan ritual selameti bumi setiap tahun khusus di bulan Suro selalu digelar untuk menyelamati bumi dan tolak balak, agar kehidupan di dunia ini oleh Allah selalu diberi keberkahan dan limpahan rejeki.
"Setiap tahun kami gelar ritual Buk Buk Bumeh Bulen Sorah, tujuannya untuk menyelameti bumi yang kita injak, agar selamat dan terhindar dari balak bencana, dan hidup bisa tenang dan damai, serta diberi rahmad dan rejeki berlimpah oleh Allah YME" tegas yang biasa disebut Gus Ahmad.
Setelah acara rebutan gunungan dan tumpeng raksasa selesai, acara dilanjutkan dengan santunan anak yatim piatu, yang sebelumnya juga diarak dalam ritual suroan ini.
(dpe/iwd)
