Surabaya -
Indonesia terdiri dari beragam suku dan budaya. Sehingga ada banyak upacara adat di Tanah Air, termasuk di Jawa Timur.
Berikut 7 upacara adat di Jawa Timur:
1. Yadnya Kasada
Yadnya Kasada ibarat hari raya bagi warga Suku Tengger. Suku ini tersebar di empat kabupaten sekitar Gunung Bromo, seperti Pasuruan, Malang, Probolinggo dan Lumajang.
Ada banyak prosesi dalam upacara adat di Jawa Timur yang satu ini. Namun yang paling menonjol yakni prosesi larung sesaji ke kawah Bromo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dalam Yadnya Kasada 2022. Larung sesaji dimulai pada Kamis (16/6/2022) dini hari.
Sebelum melarung sesaji, warga Tengger dan para dukun pandita dari 4 kabupaten lebih dulu bersembahyang dan mengikuti ritual doa Yadnya Kasada. Doa dipimpin Ketua Dukun Pandita Sutomo. Doa dipusatkan di Pure Poten Luhur yang berada di tengah lautan pasir Bromo.
Di Yadnya Kasada 2022, ada pengukuhan dua dukun pandita baru. Mereka dari Kabupaten Malang dan Probolinggo.
Tepat pukul 04.00 WIB, sesaji dibawa ke kawah Gunung Bromo. Arak-arakan diiringi musik gamelan dan diterangi lampu obor.
Sampai di bibir kawah, warga Tengger dan para dukun langsung melempar sesaji ke dalam kawah. Yang dilempar biasanya hasil bumi hingga hewan ternak.
Warga Tengger Sri Wulandari mengatakan, setiap Yadnya Kasada dirinya ikut melarung sesaji. Ungkapan rasa syukur atas nikmat dan rezeki, mengembalikan apa yang telah diterima dari bumi.
"Setiap Yadnya Kasada, semua umat Hindu Tengger Bromo selalu merayakan dan berikan sesembahan dan kirim hasil bumi dan sisihkan rezeki untuk leluhurnya. Dilarung ke kawah Gunung Bromo. Agar diberi rezeki berlimpah dan dijauhkan dari malapetaka dan marabahaya bagi warga yang hidup di lereng Gunung Bromo," kata Wulandari, kepada detikJatim.
Sukarji, Dukun Pandita Kecamatan Tosari Kabupaten Probolinggo menjelaskan makna Yadnya Kasada. Mulai dari mengajarkan tidak sombong, terus bersyukur dan tidak takabur. Jadi, setiap mendapatkan rezeki selalu berbagi.
"Arti Yadnya Kasada, mengartikan bahwa setiap umat Hindu untuk hidup saling membantu, tidak sombong, tidak takabur, dan yang terpenting kita selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh sang pencipta. Dan kita setiap tahun harus ingat ke leluhur, dengan mengirim dan melarung sesaji ke kawah Bromo. Agar kita dilimpahkan rezeki, kesehatan dan diberi keselamatan dalam hidup," jelas Sukarji.
Dalam bahasa Jawa, ruwat berarti membuang sial. Upacara itu biasanya digelar untuk orang yang dinilai mengalami gangguan atau kelainan.
Dalam ruwatan, semuanya berharap agar orang tersebut dilimpahkan keberkahan. Baik berupa kesehatan, ketentraman jiwa, dan kesejahteraan.
Ruwatan juga dipercaya sebagai ritual penyucian diri dari dosa. Di Hari Jadi Kota Surabaya 2022, ada pertunjukan wayang kulit dan ruwatan yang digelar di kawasan Tugu Pahlawan.
Keduk beji merupakan upacara penggantian kendi yang ada di dalam goa. Warga Desa Tawun,Kecamatan Kasreman, Kabupaten Ngawi membersihkan kotoran di dalam sumber air.
Sampah dan dedaunan yang ada di dalam goa dibersihkan agar sumber air Beji tetap terjaga kebersihannya. Kemudian warga menyiramkan air legen ke dalam sumber air dan ditutup dengan selamatan.
Upacara adat Jawa Timur itu digelar setiap Selasa Kliwon menurut penanggalan Jawa-Islam. Sumber air Beji penting bagi warga Desa Tawun. Maka dari itu kebersihannya harus selalu dijaga.
Larung Sembonyo merupakan upacara sedekah laut yang digelar masyarakat Trenggalek di Pantai Prigi. Upacara itu digelar untuk memohon keselamatan bagi para nelayan dalam mencari ikan.
Larung Sembonyo sudah digelar secara turun temurun. Berdasarkan kepercayaan masyarakat pesisir Trenggalek, upacara itu merupakan bentuk rasa hormat kepada leluhur, yang telah membuka wilayah tersebut.
Upacara adat di Jawa Timur itu biasa diselenggarakan pada Senin Kliwon, bulan Selo menurut penanggalan Jawa.
Warga Suku Osing yang berada di Banyuwangi biasanya menggelar upacara Kebo-keboan. Itu digelar untuk memohon agar terhindar dari malapetaka. Serta meminta hasil panen yang melimpah.
Upacara adat Jawa Timur itu digelar pada hari Minggu antara tanggal 1 sampai 10 Suro. Tradisi itu bermula ketika Dusun Krajan diterjang hama penyakit sehingga warga gagal panen.
Ponorogo juga memiliki upacara dengan topeng reognya. Upacara adat Jawa Timur itu digelar pada 1 Muharram atau 1 Suro menurut kalender Jawa.
Rangkaian gerebek suro dimulai dengan penyerahaan pusaka. Kemudian warga menyusul dengan menunggang bendi dan kuda yang dihias.
Upacara Dam Bagong digelar masyarakat Trenggalek dengan mempersembahkan kepala kerbau, dengan melarungnya ke Dam Bagong.
Upacara Adat Jawa Timur itu diawali dengan menyembelih seekor kerbau. Yang dilarung hanya kepalanya saja, sedangkan bagian lainnya dibagikan kepada warga.
Kepala kerbau tersebut diarak terlebih dahulu keliling kampung. Masyarakat berharap mendapat ketentraman dengan menggelar upacara itu.
Halaman Selanjutnya
Halaman