3 Era Kota Mojokerto dalam Kirab Budaya Mojo Bangkit

3 Era Kota Mojokerto dalam Kirab Budaya Mojo Bangkit

Angga Laraspati - detikJatim
Minggu, 26 Jun 2022 22:20 WIB
Kirab Budaya Mojo Bangkit Jadi Napak Tilas Kebangkitan Kota Mojokerto
Foto: Dok. Pemkot Mojokerto
Jakarta -

Kirab Budaya Mojo Bangkit menjadi salah satu rangkaian event peringatan Hari Jadi ke-104 Kota Mojokerto yang digelar pada Sabtu (25/6). Melalui kirab budaya ini, masyarakat disuguhkan kilas balik peralihan kekuasaan di Kota Mojokerto dalam 3 (tiga) era yang telah dilewati oleh Kota Mojokerto.

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengatakan Kirab Budaya Mojo Bangkit yang digelar Pemkot Mojokerto dalam rangka Hari Jadi Kota ke-104 ini tidak hanya menyuguhkan hiburan, namun juga sarat akan literasi sejarah Majapahit.

"Semoga melalui Kirab Budaya Mojo Bangkit seluruh masyarakat Kota Mojokerto merasa terhibur sekaligus bisa mendapatkan pembelajaran terkait sejarah leluhur kita Mojopahit," ujar Ning Ita, sapaan akrabnya dalam keterangan tertulis Minggu (26/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ning Ita mengatakan gelaran ini juga menjadi media edukasi, terutama literasi sejarah terkait Kota Mojokerto. Kirab yang dimulai di Lapangan Raden Wijaya dan finish di Rumah Rakyat Kota Mojokerto ini juga berhasil menyedot animo masyarakat.

Hal tersebut tentu tidak mengherankan, mengingat selama dua tahun belakangan kegiatan yang mengundang massa semacam ini sempat ditiadakan akibat pandemi COVID-19. Sehingga kirab budaya yang melibatkan setidaknya 700 warga Kota Mojokerto sebagai penampil ini, cukup mengobati kerinduan masyarakat.

ADVERTISEMENT

Melalui kirab budaya ini, masyarakat disuguhkan kilas balik peralihan kekuasaan di Kota Mojokerto dalam 3 (tiga) era yang telah dilewati oleh Kota Mojokerto. Lantas, apa saja era tersebut?

Era Majapahitan

Penggambaran era Majapahitan sangat kental dalam kirab budaya kali ini. Sebab dalam pembangunan di Kota Mojokerto sendiri, saat ini merujuk pada 'Spirit of Mojopahit'.

Era ini ditunjukkan dengan barisan kereta kencana Tribuana Tungga Dewi dan Dyah Kertawardhana yang dinaiki oleh Wali kota dan sang suami. Diikuti kereta kencana Dyah Wiyata dan Dyah Kudamerta, kereta kencana Putra-putri Keraton, hingga pemuka Agama, Kasiwahan (Hindu), Kasogatan (Bante-Budha), serta prajurit tombak dan pedang yang akan berjalan sepanjang rute yang ditentukan.

Era Kadipaten Japan

Berikutnya memasuki era Kadipaten Japan yang merupakan cikal bakal terbentuknya Mojokerto. Pada barisan era ini diawali dengan sejumlah warga yang memerankan cucuk lampah atau manggolo yudo.

Kemudian terdapat Panji Kadipaten Japan dan Gringsing dan umbul-umbul 'Gulo Klopo', yang dilanjutkan dengan barisan kereta kuda Adipati Japan dan istri serta putri-putri Kadipaten Jepang. Era ini kemudian ditutup dengan barisan prajurit tombak dan prajurit pedang Kadipaten Jepang.

Era Penjajahan dan Perjuangan Kemerdekaan

Beralih pada era penjajahan dan perjuangan perjuangan kemerdekaan, kirab menampilkan barisan tentara Belanda dengan kendaraan mobil wilis khas era kolonial. Kemudian diikuti puluhan pelajar dari SDN Purwotengah yang mengenakan kostum ala Soekarno cilik saat menimba ilmu di Sekolah Ongko Loro.

Selanjutnya terdapat kirab barisan tentara PETA sebagai salah satu penanda yang menggambarkan masa pendudukan Jepang. Kemudian disusul barisan peserta kirab membawa sejumlah foto pahlawan nasional asal Mojokerto, antara lain K.H. Nawawi, K.H. Achiyat Chalimy, R.A. Basuni, Residen Pamuji, Letkol Wiyono, Kol. Bambang Y., serta RP. Soeroso.

Itu tadi tiga era yang ditampilkan dalam barisan kirab budaya Mojo Bangkit. Selain penggambaran Kota Mojokerto dari masa ke masa, kirab juga dimeriahkan dengan penampilan seni-budaya lainnya, baik tarian-tarian tradisional, pertunjukan barongsai, bantengan, dan reog Ponorogo, serta iringan musik karawitan.

(akd/akd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads