Larung Sesaji ke Kawah Bromo Tutup Yadnya Kasada 2022

Larung Sesaji ke Kawah Bromo Tutup Yadnya Kasada 2022

M Rofiq - detikJatim
Kamis, 16 Jun 2022 20:45 WIB
Yadnya Kasada 2022 ditutup dengan larung sesaji. Hasil bumi dan hewan ternak dilemparkan ke kawah Gunung Bromo.
Bibir kawah Bromo saat Yadnya Kasada 2022/Foto: M Rofiq
Probolinggo -

Yadnya Kasada 2022 ditutup dengan larung sesaji. Hasil bumi dan hewan ternak dilemparkan ke kawah Gunung Bromo.

Prosesi Yadnya Kasada diikuti warga Tengger Bromo. Larung sesaji dimulai pada Kamis (16/6/2022) dini hari.

Sebelum melarung sesaji, warga Tengger dan para dukun pandita dari 4 kabupaten (Lumajang, Malang, Pasuruan dan Probolinggo), lebih dulu bersembahyang dan mengikuti ritual doa Yadnya Kasada. Doa dipimpin Ketua Dukun Pandita Sutomo. Doa dipusatkan di Pure Poten Luhur yang berada di tengah lautan pasir Bromo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Yadnya Kasada 2022, ada pengukuhan dua dukun pandita baru. Mereka dari Kabupaten Malang dan Probolinggo.

Yadnya Kasada 2022 ditutup dengan larung sesaji. Hasil bumi dan hewan ternak dilemparkan ke kawah Gunung Bromo.Yadnya Kasada 2022 ditutup dengan larung sesaji/ Foto: M Rofiq

Tepat pukul 04.00 WIB, sesaji dibawa ke kawah Gunung Bromo. Arak-arakan diiringi musik gamelan dan diterangi lampu obor.

ADVERTISEMENT

Sampai di bibir kawah, warga Tengger dan para dukun langsung melempar sesaji ke dalam kawah. Yang dilempar biasanya hasil bumi hingga hewan ternak.

Warga Tengger Sri Wulandari mengatakan, setiap Yadnya Kasada dirinya ikut melarung sesaji. Ungkapan rasa syukur atas nikmat dan rezeki, mengembalikan apa yang telah diterima dari bumi.

"Setiap Yadnya Kasada, semua umat Hindu Tengger Bromo selalu merayakan dan berikan sesembahan dan kirim hasil bumi dan sisihkan rezeki untuk leluhurnya. Dilarung ke kawah Gunung Bromo. Agar diberi rezeki berlimpah dan dijauhkan dari malapetaka dan marabahaya bagi warga yang hidup di lereng Gunung Bromo," kata Wulandari, kepada detikJatim.

Sukarji, Dukun Pandita Kecamatan Tosari Kabupaten Probolinggo menjelaskan makna Yadnya Kasada. Mulai dari mengajarkan tidak sombong, terus bersyukur dan tidak takabur. Jadi, setiap mendapatkan rezeki selalu berbagi.

"Arti Yadnya Kasada, mengartikan bahwa setiap umat Hindu untuk hidup saling membantu, tidak sombong, tidak takabur, dan yang terpenting kita selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh sang pencipta. Dan kita setiap tahun harus ingat ke leluhur, dengan mengirim dan melarung sesaji ke kawah Bromo. Agar kita dilimpahkan rezeki, kesehatan dan diberi keselamatan dalam hidup," jelas Sukarji.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo Bambang Suprapto mengatakan, untuk tahun ini, Yadnya Kasada mengukuhkan 2 dukun pandita baru.

"Yadnya Kasada, korban suci, di mana Raden Kusuma rela mengorbankan diri untuk anak keturunan, namun di bulan purnama, di bulan ke sembilan atau Kasada, kirimkan hasil bumi ke kawah Gunung Bromo. Ini merupakan kewajiban bagi umat Hindu Tengger Bromo setiap tahun dengan ritual Yadnya Kasada," pungkas Bambang.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Dear Traveler, Kawasan Wisata Bromo Ditutup Sementara 10-13 Juni!"
[Gambas:Video 20detik]
(sun/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads