Warga Tengger Gelar Ritual Mendak Tirta Sebelum Rayakan Yadnya Kasada

Warga Tengger Gelar Ritual Mendak Tirta Sebelum Rayakan Yadnya Kasada

M Rofiq - detikJatim
Senin, 13 Jun 2022 22:27 WIB
ritual mendak tirta
Ritual mendak tirta mengambil air dari air terjun Madakaripura (Foto: Dok. Pemkab Probolinggo)
Probolinggo - Ada tradisi bagi warga Tengger Bromo menjelang perayaan Yadnya Kasada. Tradisi itu adalah ritual mendak tirta.

Mendak tirta adalah pengambilan air suci di air terjun Madakaripura di Desa Negororejo, Lumbang, Kabupaten Probolinggo.

Ritual mendak tirta dihadiri oleh Plt Bupati Probolinggo Drs. HA. Timbul Prihanjoko, bersama Ketua DPRD Jatim Kusnadi, serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Probolinggo.

Air terjun Madakaripura dipercaya oleh masyarakat Tengger khususnya umat Hindu sebagai salah satu tempat ritual Mendak Tirta yang dianggap keramat. Tempat tersebut dipercaya merupakan tempat pertapaan Patih Gajah Mada, yang dianggap sebagai leluhur masyarakat Tengger dan dikenal sebagai penguasa nusantara di zaman Majapahit.

ritual mendak tirtaRitual mendak tirta (Foto: Dok. Pemkab Probolinggo)

Rombongan masyarakat Tengger dari Kecamatan Sukapura berbondong-bondong langsung menuju titik untuk pengambilan air suci di mata air terjun Madakaripura. Setelah turun dari kendaraan, beberapa sesaji hasil bumi dibawa untuk diberikan do'a-do'a di tempat suci air terjun Madakaripura dengan maksud minta izin ke Shang Hyang Widiwasa untuk mengambil air suci di lokasi tersebut.

Selain Air Terjun Madakaripura, ada 4 lokasi lain sebagai tempat pengambilan air suci di Kabupaten Probolinggo. Empat lokasi itu adalah sumber mata air Watu Klosot di Senduro Lumajang, sumber mata air Widodaren di Kabupaten Pasuruan, mata air Rondo Kuning di Lumajang, dan mata air Arjuno di Kabupaten Malang.

Bambang Suprapto selaku Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo mengatakan air suci yang diambil dari empat sumber mata air berbeda itu nantinya dikirab dan dibawa ke Pura Luhur Poten di Gunung Bromo untuk digunakan sebagai kelengkapan upacara Yadnya Kasada.

Timbul Prihanjoko menjelaskan warga Kabupaten Probolinggo menganut berbagai macam agama telah menjalin kerjasama dan keharmonisan. Serta bersama sama membangun Kabupaten Probolinggo.

"Ini terus kita jaga kerjasama ini untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Probolinggo," ujar Timbul.

Sedangkan Kusnadi menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada warga Kabupaten Probolinggo yang masih merawat kekayaan budaya.

"Generasi-generasi muda penerus nantinya untuk tetap melanjutkan merawat dan menjaga kekayaan budaya yang ada dengan baik. Gajah Mada dalam janjinya berupaya mempersatukan Nusantara yang menjadi cikal bakal lahirnya Indonesia," jelas Kusnadi.


(iwd/iwd)


Hide Ads