Malaysia Klaim Reog, Ketua Golkar Jatim Sebut Pentingnya Jaga Sejarah

Malaysia Klaim Reog, Ketua Golkar Jatim Sebut Pentingnya Jaga Sejarah

Faiq Azmi - detikJatim
Kamis, 14 Apr 2022 23:02 WIB
Ketua DPD Golkar Jawa Timur Sarmuji
Ketua DPD Golkar Jawa Timur, M Sarmuji/Foto: Istimewa (Dok Pribadi)
Surabaya -

Pemerintah tengah berupaya mendaftarkan Reog Ponorogo ke Unesco sebagai warisan budaya tak benda. Di tengah proses pendaftaran itu Malaysia juga mengeklaim Reog adalah warisan budaya mereka yang dinamai Barongan.

Ketua DPD Golkar Jawa Timur M Sarmuji menyebut, tidak kali ini saja Malaysia mengklaim produk budaya Indonesia. Mulai dari batik, wayang kulit, kuliner rendang, hingga Reog Ponorogo.

Sarmuji meyakini kebudayaan adalah hal yang dinamis dan selalu berkembang dari waktu ke waktu. Menurutnya, perlu strategi kebudayaan komprehensif agar ke depan tidak ada kejadian serupa yang berulang.

"Kami menyadari bahwa kebudayaan adalah hal yang dinamis dan akan terus berkembang selama masyarakatnya terus menjaga dan melestarikannya. Akan terus ada variasi-variasi turunannya sehingga menjadi rawan diklaim komunitas masyarakat lain di luar produk budaya itu bermula," kata Sarmuji kepada awak media di Surabaya, Kamis (14/4/2022).

"Semua kebudayaan yang kita miliki memiliki histori masing-masing. Selain merawat wujud kebudayaannya yang tidak kalah penting adalah menjaga sejarahnya. Dengan menjaga sejarahnya, produk budaya bisa dirunut dari mana ia berasal, bagaimana produk budaya itu terbentuk dan bagaimana evolusinya," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI ini menilai, saat ini seluruh dunia dihadapkan pada globalisasi yang memungkinkan masyarakat mendapatkan alternatif kebiasaan dan perilaku. Pola itu lebih praktis dibandingkan memakai tata cara lama yang dianggap berbelit dan cenderung kuno.

"Kita sudah memasuki jaman global yang dihadapkan pada pilihan-pilihan praktis yang ada di genggaman berupa teknologi informasi yang sewaktu-waktu bisa kita akses dan aktualisasi dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh budaya barat yang cenderung simpel dan praktis pastinya akan memiliki daya tawar yang kuat karena mengandung modernisasi jika dibandingkan kebiasaan yang dianggap lokal yang terstigmatisasi kuno," ujarnya.

Lebih lanjut Ketum KAUJE ini menyebut, pemerintah pusat atau daerah memiliki pekerjaan yang berat untuk terus menjaga kebudayaan dan melestarikan produk budaya yang jumlahnya ribuan dan beraneka ragam.

"Untuk saat ini usaha paling sederhana yang bisa dilakukan pemerintah adalah bagaimana menggiatkan even-even budaya yang dikemas menarik sebagai daya tarik pariwisata di masing-masing daerah," kata Sarmuji.

ADVERTISEMENT

Anggota DPR RI Dapil Jatim VI ini juga meminta kepada pemerintah agar menyusun strategi kebudayaan yang komprehensif.

"Akan diapakan dan diolah seperti apa produk budaya Indonesia yang jumlahnya ribuan dan memiliki kekhasan dibanding negara lain," imbuhnya.

Sarmuji berharap pemerintah Indonesia berkaca kepada strategi kebudayaan negara Korea yang begitu ekspansif sehingga produk-produk budaya yang dimilikinya bisa menjadi konsumsi masyarakat dunia.

"Kita harus belajar bagaimana Pemerintah Korea yang begitu konsen memoles produk budayanya sehingga bisa menjadi produk budaya global yang dikonsumsi oleh masyarakat dunia. Sebagai contoh saja dengan cukup menikmati drama Korea kita menjadi tahu kalau kuliner, fashion, dan kebiasaan di dalam film tersebut tersebut merupakan milik bangsa Korea," katanya.

"Dengan strategi kebudayaan yang komprehensif perlu harus adu dokumen adu klaim kekuatan di Unesco untuk hanya mendapatkan pengakuan bahwa produk budaya Reog Ponorogo tersebut adalah milik kita," kata Sarmuji yang namanya masuk bursa Cagub Jatim 2024 hasil survei lokal.




(dpe/sun)


Hide Ads