Jalan Raya Anyer, Banten hingga Panarukan, Situbondo di Jawa Timur, panjangnya 1.000 KM. Jalan yang sarat nilai sejarah itu titik 1.000 kilometernya berada di Panarukan, Situbondo.
Pembangunan jalan yang membentang dari ujung barat hingga ujung timur Pulau Jawa ini diprakarsai Herman Willem Daendels, seorang Gubernur Jenderal Hindia Timur saat Belanda dipimpin Louis Napoleon Bonaparte.
Jalan yang juga disebut Jalur Pantura (Pantai utara) ini dulu dikenal dengan sebutan Jalan Pos atau Jalan Daendels. Itu karena jalan itu memang dibangun di era kepemimpinan Herman Willem Daendels sebagai Gubernur-Jenderal Hindia Belanda (1762-1818).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebut jalur pantura karena Jalan Daendels yang lebih dikenal Jalan Anyer-Panarukan ini sebagian besar memang melalui pantai utara Pulau Jawa. Kendati di beberapa wilayah melewati pegunungan, hutan dan bentuk bidang lainnya.
Bagaimana sejarah pembangunan jalan bersejarah itu? Berdasarkan sejumlah literatur sejarah yang dikutip detikJatim, Jalan Anyer-Panarukan dibangun Daendels pada 1808 hingga 1811 silam.
Pembangunan jalan yang menjadi jalur penghubung antarkota di Pulau Jawa itu konon dilakukan dengan sistem kerja paksa. Kaum pribumi yang dipekerjakan saat itu disebut-sebut tanpa diberi upah.
Bahkan selama proses pengerjaannya, para pekerja diberi makan seadanya dan terbatas. Akibatnya, banyak pekerja yang tewas saat bekerja. Sebab, selain kerasnya pekerjaan yang mereka lakukan mereka juga kelaparan.
Sistem kerja paksa yang diterapkan Daendels itu dengan cara memerintahkan para bupati yang dilalui jalan itu agar menyediakan tenaga kerja. Pun untuk kebutuhan pangannya diberikan oleh bupati.
Jalan Raya Pos dibangun untuk memperlancar pemindahan para tentara Belanda. Tujuannya, agar tentara Belanda bisa menyebar dari Batavia hingga ke beberapa daerah di Pulau Jawa.
"Memang jalan itu tidak dibangun seluruhnya dari Anyer ke Panarukan. Beberapa jalan memang sudah ada. Sehingga Daendels hanya menyambungkan dan memperlebar saja," kata Tantri Raras sejarawan Situbondo ketika berbincang dengan detikJatim, Senin (11/4/2022).
Pembangunan jalan itu sifatnya hanya memperbaiki. Misalnya Jalan Pekalongan sampai Surabaya. Jalan itu sebenarnya sudah ada. Sedangkan jalan dari Surabaya-Panarukan justru yang memang sepenuhnya dibangun oleh Daendels.
Jalan Anyer-Panarukan sepanjang 1.000 kilometer yang dibangun Daendels mula memiliki lebar jalan 7,5 meter. Setiap 1506,9 meter diberi tanda berupa paal atau tonggak dari beton. Paal tersebut berfungsi sebagai penanda untuk memudahkan perawatan.
Pembangunan Jalan Raya Anyer-Panarukan itu sendiri melewati beberapa kota dan provinsi. Di antaranya Kota Jakarta, Bogor, Cianjur, Bandung, Cadas Pangeran, Majalengka, Cirebon hingga Jawa Tengah. Terus ke Jawa Timur, melewati Pati, Rembang, Tuban, hingga akhirnya sampai di Surabaya.
Pembangunan itu kemudian dilanjutkan ke Situbondo melewati Pasuruan dan Probolinggo. Berakhir di Desa Wringinanom, Kecamatan Panarukan, Situbondo, Jawa Timur. Sehingga 1.000 KM Jalan Anyer-Panarukan memang berada di Situbondo.
(dpe/fat)