Pentas Reog Singo Mangku Joyo Pernah Jadi Sasaran Magis, Berikut Kisahnya

Pentas Reog Singo Mangku Joyo Pernah Jadi Sasaran Magis, Berikut Kisahnya

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Minggu, 10 Apr 2022 10:40 WIB
Reog Ponorogo Singo Mangku Joyo surabaya
Anggota Reog Ponorogo Singo Mangku Joyo Surabaya bersama Risma (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Histori pendirian Paguyuban Reog Ponorogo Singo Mangku Joyo Surabaya tak semudah yang dibayangkan khalayak. Bahkan, ada hal 'klenik' mewarnai para punggawanya untuk berkarir.

Perihal tersebut disampaikan Yoyok Setiono (40), generasi ke-4 Paguyuban Singo Mangku Joyo Surabaya. Meski sukar dipercaya, namun mistis dan magis saat berupaya mengangkat nama paguyuban dinilainya benar-benar nyata.

Yoyok bersaksi, almarhum ayahnya, Sugianto menjadi korbannya. Menurutnya, hal tersebut dialami saat sedang melakukan pementasan di Jember, Jawa Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya lupa kapan tepatnya, pas di Jember, ada magic (santet) dari musuh, waktu itu pas lomba," kata Yoyok kepada detikJatim saat ditemui di markasnya ada di Jalan Gubeng Kertajaya Gang V No 8, Kecamatan Gubeng, Minggu (10/4/2022).

Yoyok mengaku, saat itu ayahnya sedang beraksi menjadi Ganongan di hadapan para penonton. Hampir semua pasang mata tiba-tiba menyaksikan ayahnya berhenti seketika.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, buah zakar ayahnya tiba-tiba berpindah ke atas alat vitalnya. Saking sakitnya, ayahnya tak bisa meneruskan pementasan.

Reog Ponorogo Singo Mangku Joyo surabayaReog Ponorogo Singo Mangku Joyo Surabaya/ Foto: Praditya Fauzi Rahman

"Bapak saya langsung berhenti. Saat itu banyak yang bilang kalau bapak saya sedang diganggu agar gagal, waktu itu bapak jadi penari Ganong ndoknya mlengse dan tidak bisa berjalan," ujarnya.

Yoyok menyatakan, ada pula hal mistis lain yang pernah dialami kakeknya. Kala itu, kakeknya usai bermain jaranan. Saat sedang beristirahat, sang kakek dan para rekannya melihat jaranan yang ditunggangi tiba-tiba bergerak sendirinya.

"Bapak dan mbah dulu itu kan main jaranan, pas sebelum ada sesuatu, jaran ini puter-puter sendiri, terus ngaleh dewe, maringunu ilang (Berpindah sendiri, setelah itu hilang)," tuturnya.

Rupanya, bergeraknya jaranan itu dianggap sebagai pertanda bakal adanya bahaya. Sebab, hal tersebut dialami beberapa kali oleh kakeknya.

"Ternyata setiap jaranannya hilang, selalu ada musibah. Waktu itu, ternyata di bom londo," katanya.

Meski tak mengetahui dan melihat secara langsung, namun Yoyok dan keluarga kerap mempercayainya. Menurutnya, hal tersebut memang selalu ada dan terjadi dalam dunia seni.




(fat/fat)


Hide Ads