Persatuan Dukun Banyuwangi Ungkap Tujuan Jokowi Satukan Tanah-Air di IKN

Persatuan Dukun Banyuwangi Ungkap Tujuan Jokowi Satukan Tanah-Air di IKN

Ardian Fanani - detikJatim
Selasa, 15 Mar 2022 10:02 WIB
Ketua Perdunu Abdul Fatah Hasan
Ketua Perdunu Indonesia (Foto: Ardian Fanani/detikJatim)
Banyuwangi -

Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) Indonesia mendukung prosesi Kendi Nusantara yang dilakukan Presiden Joko Widodo di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Mereka mengungkap tujuan Jokowi dalam prosesi ini.

Sebelumnya, prosesi Kendi Nusantara ini dilakukan dnegan menyatukan tanah dan air dari berbagai provinsi untuk memulai pembangunan IKN Nusantara.

Ketua Umum Perdunu Indonesia Gus Abdul Fatah Hasan mengatakan, tujuan dari prosesi ini tak lain untuk menyatukan keutuhan Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Perdunu Indonesia, hal ini lumrah dilakukan leluhur di Nusantara ini. Prosesi penyatuan tanah dan air di nusantara ini sudah dilakukan para leluhur sejak zaman dahulu. Hal ini tercatat di beberapa literatur persatuan nusantara.

"Ini lumrah dilakukan oleh leluhur kita di nusantara. Ada yang tercatat dan tidak tercatat. Namun tujuannya adalah menyatukan keutuhan nusantara. Ini sebagai penegasan yang diaktualkan oleh presiden kita Pak Jokowi," ujarnya kepada detikJatim, Senin (14/3/2022).

ADVERTISEMENT

Pada zaman lelulur, kata Abdul Fatah Hasan, Syeh Subakir pernah melakukan hal ini untuk ketentraman nusantara.

"Kayak Syeh Subakir itu dulu, biar tentram negeri ini ada sesuatu yang ditanam. Dan prosesi itu harus ada pembaharuan selama 100 tahun sekali," tegasnya.

Dia mengungkapkan, pada zaman leluhur, kehidupan manusia ini bergandengan dengan alam supranatural. Sehingga, diperlukan keselarasan dan harmonisasi antara alam milik manusia dan alam lain.

"Sudah pasti karena memang kita hidup berdampingan dengan alam supranatural. Dan ada yang membersamai kita. Dan itu perlu kita menghormati, sehingga muncul harmonisasi alam dan cita-cita memperbarui semangat persatuan dan kesatuan bangsa," tambahnya.

Prosesi leluhur ini, menurut Abdul Fatah, harus dilakukan setiap 100 tahun sekali. Dan di tahun 2022 ini, merupakan waktu yang tepat untuk memperbaharui. Terkait siapa yang tepat melakukan penyatuan tanah dan air itu, kata Abdul, haruslah orang yang tepat.

"Saya kira yang tepat adalah Pak Jokowi. Karena prosesi pembaharuan ini dilakukan 100 tahun sekali. Mungkin 100 tahun lagi juga akan ada tokoh seperti Pak Jokowi," pungkasnya.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads