Melacak Usia Kelenteng Tjoe Tik Kiong Pasuruan dari Ukiran Harimau Pegang Koin

Melacak Usia Kelenteng Tjoe Tik Kiong Pasuruan dari Ukiran Harimau Pegang Koin

Muhajir Arifin - detikJatim
Rabu, 02 Feb 2022 06:43 WIB
kelenteng Tjoe Tik Kiong Pasuruan
Ukiran Harimau Memegang Koin (Foto: Muhajir Arifin/detikcom)
Pasuruan -

Beberapa kelenteng di Indonesia sudah berdiri sejak berabad-abad silam sehingga sulit mengetahui secara pasti tahun pembangunannya. Salah satunya Kelenteng Tjoe Tik Kiong, Jalan Lombok, Kota Pasuruan. Pengurus kelenteng harus berupaya keras mengetahui usia bangunan tersebut.

"Kami mengumpulkan segala referensi untuk mengetahui usia kelenteng ini, termasuk dari BPCB Jatim. Bahkan sebaliknya mereka bertanya pada kita, berarti data mereka juga kurang soal kelenteng ini," kata Humas Kelenteng Tjoe Tik Kiong Pasuruan, Yudhi Dharma, Rabu (2/2/2022).

Tidak berhasil menggali data tahun pendirian kelenteng dari BPCB, pihaknya berupaya dengan berbagai cara. Antara lain menelusuri ke negeri Belanda hingga mencari tahu dari para sesepuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tetap kita tidak menemukan tahun pastinya. Para sesepuh juga kehilangan kepastian," terangnya.

Pihak kelenteng, kata Yudhi, kemudian berkunjung ke kelenteng tua lain untuk meminta masukan. Dari diskusi dengan pengelola kelenteng lain itu, pihaknya memahami bahwa setiap kelenteng punya karakteristik yang bisa menjadi petunjuk.

ADVERTISEMENT

"Setiap kelenteng kan punya karakteristik ya. Di kelenteng ini kita lihat daun jendela. Di daun jendela itu ada ukiran harimau yang memegang simbol koin. Nah ukiran simbol koin itu menjadi petunjuk kapan bangunan ini didirikan," jelasnya.

kelenteng Tjoe Tik Kiong Pasuruankelenteng Tjoe Tik Kiong Pasuruan/ Foto: Muhajir Arifin

Menurut Yudhi, setiap dinasti di China pasti menerbitkan mata koin baru sebagai alat tukar. Dari hasil studi yang dilakukan, simbol mata koin yang terukir di Kelenteng Tjoe Tik Kiong, dikeluarkan pada tahun 1600-an.

"Kami pelajari dari kamus koin. Dari situ akhirnya kami tahu bahwa kelenteng ini dibangun tahun 1625 masehi. Untuk sementara itu yang jadi patokan," jelasnya.

Yudhi menceritakan, Kelenteng Tjoe Tik Kiong Pasuruan dibangun saudagar Tionghoa yang datang ke Pulau Jawa. Tuan rumah kelenteng ini adalah Dewi Mak Co.

"Tiap kelenteng itu punya ciri khas yang namanya dewa atau dewi yang dinobatkan sebagai tuan rumah. Tiap kelenteng beda. Yang pasti dewa atau dewi yang dinobatkan sebagai tuan rumah kelenteng itu adalah patung dewa atau dewi pertama kali yang dibawa pendirinya. Kalau kelenteng ini tuan rumahnya Dewi Mak Co. Dewi Mak Co juga dikenal Dewi pelindung lautan atau juga ibunda suci dari langit," terang Yudhi.

Kelenteng Tjoe Tik Kiong memiliki beberapa bagian bangunan. Tempat patung Dewi Mak Co berada di bagian depan; kemudian tempat patung Dewi Kwan Im di bagian tengah; serta tempat bersemedi di bagian belakang, yang terdapat patung Dewi Kwan Im berukuran besar. Selain itu, terdapat bangunan lain di sayap kanan dan kiri.

"Bangunan utama yang asli ya bagian depan ini, tempat patung Dewi Mak Co. Bangunan yang lain merupakan tambahan dari waktu ke waktu," terang Yudhi.




(fat/fat)


Hide Ads