Bangunan pasar burung di kawasan eks lokalisasi Dolly Surabaya saat ini mangkrak. Menurut warga, bangunan itu tak lagi digunakan untuk UMKM sebab mereka tak mampu bertahan.
M Ridwan Tanro (44), warga kawasan tersebut sekaligus ketua RT setempat pun berinisiatif memanfaatkan sebagian ruang di sana untuk usaha pembuatan meja biliar.
Misinya sekaligus untuk memberdayakan warga setempat dengan aktivitas produktif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang saya sudah punya keterampilan bikin meja biliar. Nah kebetulan usaha ini juga butuh orang. Warga sekitar saya ajak untuk bekerja," ujar Ridwan kepada detikJatim, Rabu (26/11/2025).
Ada sekitar tujuh orang warga yang diajaknya untuk bekerja membantu produksi meja biliar. Rata-rata mereka telah berumah tangga.
Aktivitas produksi berlangsung setiap hari, dimulai sekitar pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB. Ridwan menyebut, dalam seminggu timnya bisa menyelesaikan minimal tiga meja biliar.
"Jadi sebulan bisa produksi 12 meja biliar," tuturnya.
Menariknya, meja-meja biliar produksinya yang dibuat memakai standar internasional ukuran 9-ball ternyata dikirim hingga ke berbagai daerah di Indonesia.
"Pengiriman kita ke kota-kota dan luar pulau. Ke Kalimantan, Papua, Sulawesi," ungkap Ridwan.
Selain di pasar burung, Ridwan juga memiliki workshop produksi di area rumahnya.
Pasar burung itu sendiri menurutnya mulai sepi sejak sekitar tahun 2021. Aktivitas jual-beli meredup. Sejak itu, kios-kios dibiarkan kosong tak terawat hingga muncul wacana pemanfaatan ulang menjadi gedung serbaguna.
"Daripada dibiarkan kosong, sementara saya gunakan. Yang penting bermanfaat untuk sesama," pungkasnya.
(auh/hil)











































