Miris! Anak-anak Diduga Keluar-Masuk Kamar Kos di Eks Lokalisasi Dolly

Miris! Anak-anak Diduga Keluar-Masuk Kamar Kos di Eks Lokalisasi Dolly

Aprilia Devi - detikJatim
Selasa, 25 Nov 2025 19:15 WIB
Praktik prostitusi terselubung diduga masih terjadi di kawasan eks lokalisasi Dolly, Surabaya. Ketua RT 5 RW 12 Kelurahan Putat Jaya, M Ridwan Tanro (44) mengungkapkan bahwa aktivitas prostitusi tersebut memang tak lagi tampak secara terang-terangan seperti masa lalu.
Ketua RT 5 RW 12 Kelurahan Putat Jaya, M Ridwan Tanro (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya -

Dugaan praktik prostitusi terselubung di kawasan eks Lokalisasi Dolly semakin memprihatinkan. Anak-anak, termasuk pelajar diduga terlibat dalam praktik tersebut.

Ketua RT 5 RW 12 Kelurahan Putat Jaya, M Ridwan Tanro (44) mengungkapkan bahwa bukan hanya orang dewasa, tetapi juga ada anak-anak dan pelajar yang diduga ikut keluar masuk lokasi yang disamarkan sebagai rumah kos.

Di sana, praktik prostitusi terselubung diduga masih berkembang bahkan melibatkan anak-anak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang paling miris itu, mereka-mereka itu, ada yang pelajar, anak kecil itu keluar masuk. Kan mirisnya kan dari situ. Jadi memfasilitasi mereka-mereka yang masih di bawah umur itu," ujar Ridwan kepada detikJatim, Selasa (25/11/2025).

ADVERTISEMENT

Ia juga mengaku khawatir karena aktivitas tersebut terjadi secara sembunyi-sembunyi dan sulit terpantau. Menurutnya, fakta bahwa anak-anak bisa keluar-masuk kamar kos membuat situasi ini semakin mengerikan.

Mereka disebut tak hanya bergerak saat malam, namun juga kerap di siang hari.

"Pokoknya dia keluar masuk-keluar masuk itu. Saya juga sempat video-video mereka keluar masuk rumah," tuturnya.

Ridwan menjelaskan bahwa praktik prostitusi di kawasan tersebut saat ini memang tidak lagi dilakukan secara terang-terangan. Para pelaku justru menggunakan rumah kos sebagai kedok.

"Kalau praktek secara terbuka, kayaknya nggak ada lah. Jadi dia itu terselubung, dia memakai label kos-kosan," ujarnya.

Menurutnya, gejala kemunculan praktik prostitusi terselubung mulai terasa sejak 2018, beberapa tahun setelah Dolly resmi ditutup pada 2014. Berlanjut pada 2021, praktik tersebut diduga kian marak.

Ridwan menambahkan, sejumlah pemain lama prostitusi Dolly diduga kembali aktif mengelola bangunan-bangunan di kawasan tersebut.

"Kayak yang germo-germo dulu itu, yang punya tempat sini itu, akhirnya dia kembali lagi buat kos-kosan lagi," katanya.

Ia pun berharap pemerintah melakukan operasi rutin di kawasan eks lokalisasi agar aktivitas ilegal tersebut bisa ditekan.

"Biar mereka-mereka itu sedikit jera. Jadi nggak harus diusir, nggak harus. Kalau rutin dioperasikan, akhirnya dia kan mengerti," pungkasnya.




(auh/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads