Petani Muda Tulungagung Kembangkan Melon Premium Secara Hidroponik

Petani Muda Tulungagung Kembangkan Melon Premium Secara Hidroponik

Adhar Muttaqin - detikJatim
Jumat, 14 Nov 2025 22:45 WIB
Hanggi Chendras Yusak (33) yang menekuni pertanian melon premium dengan teknologi hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) di Tulungagung.
Hanggi Chendras Yusak (33) yang menekuni pertanian melon premium dengan teknologi hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) di Tulungagung. (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Tulungagung -

Sebuah green house pertanian yang ada di Desa Pinggirsari, Kecamatan Ngantru, Tulungagung menyimpan deretan melon premium yang tumbuh dengan rapi. Dari luar tampak biasa, tetapi bila ditelisik lebih dalam, green house itu menjadi ladang inovasi yang menggugah semangat anak muda untuk menggeluti pertanian.

Adalah Hanggi Chendras Yusak (33) yang kini mencoba peruntungan dengan menekuni pertanian melon premium dengan teknologi hidroponik dengan sistem Nutrient Film Technique (NFT).

"Sistem NFT ini full air," kata Hanggi sambil menunjukkan deretan pipa berisi aliran nutrisi, Jumat (14/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Varietas yang ditanam adalah Honey Globe, jenis melon premium ini memiliki ciri khas berkulit polos yang tidak membutuhkan jaring pelindung. Hanggi memilih varietas ini karena perawatannya relatif mudah dan memiliki harga jual yang relatif tinggi.

"Untuk harga jualnya 1 kg antara Rp25-30 ribu, jauh lebih mahal dari melon biasa. Melon Honey Globe ini karakternya manis dan juicy," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Mantan pegawai bank swasta ini mengaku mulai bertani melon pada awal 2024. Dengan berbekal ilmu yang diperoleh secara otodidak di media sosial, Hanggi nekat bertani melon dengan sistem hidroponik. Ia tidak menyadari bahwa ilmu yang dimiliki ternyata masih cukup cetek.

"Awalnya itu nutrisinya itu saya racik sendiri, tapi akhirnya gagal," kata Hanggi, Jumat (14/11/2025).

Kegagalan tahap pertama itu tak membuatnya putus asa. Ia melebarkan jejaring dan berkonsultasi dengan para petani melon di desanya. Asupan ilmu pengetahuan itu kemudian diaplikasikan dengan mencoba kembali menanam melon.

"Pada musim tanam yang kedua Alhamdulillah berhasil," ujarnya.

Hanggi Chendras Yusak (33) yang menekuni pertanian melon premium dengan teknologi hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) di Tulungagung.Hanggi Chendras Yusak (33) yang menekuni pertanian melon premium dengan teknologi hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) di Tulungagung. (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)

Meski termasuk teknologi sederhana, pertanian melon hidroponik juga membutuhkan perawatan dan penanganan khusus, terutama tingkat keasaman air dan ancaman jamur. Pria berambut gondrong ini menyebut, jamur Fusarium menjadi ancaman utama, karena bisa menyebabkan seluruh tanaman mati.

"Untuk mengatasinya saya menggunakan fungisida yang diaplikasikan dengan cara disemprot. Kalau tidak segera ditangani, bisa habis semua," jelasnya.

Tingkat keasaman air harus terus dia jaga agar stabil di angka PH 5,8-6,5. PH yang terlalu tinggi akan mengakibatkan nutrisi mikro tidak terserap, namun jika terlalu rendah bisa berdampak pada kematian tanaman.

Dalam hal nutrisi, Hanggi mengandalkan pupuk cair A+B mix yang dicampurkan ke dalam tong air. Dalam sistem hidroponik, kualitas air menjadi faktor yang sangat menentukan keberhasilan tanaman.

Dengan keuletannya kini Hanggi mulai mengetahui seluk beluk pertanian melon modern. Ia bahkan telah berhasil mencapai 5 kali masa panen. Tingkat keberhasilan metode hidroponik disebut bisa mencapai 80%. Jauh lebih tinggi dibandingkan dengan metode di hamparan tanah.

"Kalau hamparan itu sekitar 60-70%. Hanya saja kalau melon biasa dengan sistem hamparan itu secara volume bisa lebih besar, 1 buah rata-rata 3 kg. Kalau ini satu pohon satu buah dan beratnya lebih rendah," imbuhnya.

Untuk memasarkan melon Honey Globe, Hanggi mulanya tetap menjual ke tengkulak. Karena sistem itu dinilai kurang menguntungkan, kini ia mencoba sistem baru dengan melebarkan jejaring ke para pedagang buah.

"Baru di musim panen ini saya coba pasarkan sendiri. Untuk melon premium pasarnya belum luas, masyarakat masih cukup awam. Tapi ini cukup prospektif," jelasnya.

Guna meningkatkan minat masyarakat dan nilai jual pertanian, ke depan dia akan mengembangkan pertanian melon yang telah dia rintis untuk wahana edukasi dan wisata.

"Arahnya ke situ, wisata petik melon. Ini masih butuh persiapan," imbuhnya.




(dpe/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads