Manis dan Pulen Moca Anjasmara, Pisang Cavendish Khas Mojokerto

Manis dan Pulen Moca Anjasmara, Pisang Cavendish Khas Mojokerto

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Minggu, 19 Okt 2025 09:16 WIB
Intip Budi Daya Moca Anjasmara, Pisang Cavendish Khas Mojokerto
Moca Anjasmara, pisang cavendish khas Mojokerto (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Dari lereng Pegunungan Anjasmoro, lahir varietas pisang cavendish khas Mojokerto bernama Moca Anjasmara. Pisang ini tak hanya manis dan pulen, tetapi juga sudah resmi terdaftar di Kementerian Pertanian sebagai varietas unggul asli daerah.

Moca merupakan akronim dari Mojokerto Cavendish, sedangkan Anjasmara diambil dari nama pegunungan tempat pisang ini dibudidayakan, yakni Pegunungan Anjasmoro di ketinggian 450 mdpl, tepatnya di Desa Jatidukuh, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto.

Teknisi Lapangan PT Haraka Kitri Endah, Taufik Rahman mengatakan budi daya Moca Anjasmara dilakukan dalam skala besar dengan luas area tanam mencapai 20 hektare, serta 10 hektare untuk pembibitan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penanaman dari tahun ke tahun, kami menemukan potensi bagus, buahnya lebih besar, rasanya manis dan lebih pulen. Kami beri nama Moca Anjasmara," kata Taufik kepada wartawan di lokasi, Jumat (17/10/2025).

ADVERTISEMENT

Pembibitan pisang di perkebunan ini sudah berlangsung sejak 1994. Awalnya mencakup berbagai jenis seperti cavendish, ambon kuning, gepok merah, barangan merah, hingga pisang mas kirana. Namun, bibit Moca Anjasmara mulai diperbanyak melalui metode kultur jaringan sejak 2002.

"Aklimatisasi butuh sekitar 1-2 bulan untuk dipindahkan ke polibag. Setelah di polibag, dibesarkan sampai siap tanam perlu waktu 2 bulan," jelas Taufik, Sabtu (18/10/2025).

Pisang Moca Anjasmara telah resmi tercatat melalui SK Menteri Pertanian nomor 62/Kpts/PV.240/D/III/2025 tentang Pemberian Tanda Daftar Varietas Tanaman Hortikultura Pisang Moca Anjasmara tertanggal 7 Maret 2025. Varietas ini memiliki nomor registrasi 0016/A.Pi/DPKM/07.03.2025.

"Buahnya lebih manis, lebih besar dan teksturnya lebih lembut dan pulen," tambah Taufik.

Sementara itu, Pengawas Lapangan PT Haraka Kitri Endah, Khoirul Huda, menjelaskan proses budi daya pisang ini tak begitu rumit. Tahap awal dimulai dari persiapan lahan, pemupukan dasar, hingga pembuatan lubang tanam berjarak dua meter antar pohon. Setiap hektare bisa ditanami sekitar 1.100 pohon.

"Setelah panen, pohon ditebang. Dilanjutkan anakannya (tunas) yang dipelihara sampai panen lagi. Sehingga satu bibit bisa bertahan 4-5 tahun tergantung kualitas pemeliharaannya. Kami ganti bibit baru apabila produktivitasnya menurun," jelas Huda.

Moca Anjasmara termasuk varietas produktif. Dalam satu tandan mampu menghasilkan 36-57 kilogram buah, dengan tingkat konsumsi mencapai 62-73 persen. Setiap sisir terdiri atas 15-23 pisang.

Selain unggul dalam ukuran dan rasa, Moca Anjasmara juga memiliki kandungan vitamin C tinggi, yakni 29,86 mg per 100 gram buah.

Pengawas Lapangan Bagian Pasca Panen, Wakhid, menjelaskan, kapasitas panen Moca Anjasmara berbeda antara musim hujan dan kemarau.

"Saat kemarau panen 2-3 kali per minggu. Setiap panen rata-rata menghasilkan 1,8 ton buah. Kalau musim hujan 4-5 kali panen karena kelembaban bawah sampai atas tercukupi semua," ujarnya.

Hasil panen digolongkan menjadi kualitas A, B, dan C. Pisang kualitas A biasanya diborong pedagang asal Jombang untuk dipasarkan di supermarket, sedangkan kualitas B dan C digunakan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Mojokerto dan Malang.

"Kalau untuk MBG dikirim ke Pacet 4.200 buah 2 kali per minggu, yang ke Malang 7.200 setiap minggu," tandas Wakhid.

Dengan keunggulan rasa, nilai gizi, dan potensi ekonominya, Moca Anjasmara kini menjadi ikon baru pisang khas Mojokerto yang tidak hanya menyejahterakan petani, tapi juga mengharumkan nama daerah di kancah nasional.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads