Musim panen membawa berkah bagi Sumarli, petani asal Desa Petahunan, Kecamatan Sumbersuko, Lumajang. Dari lahan seluas 2.000 meter persegi, ia berhasil memanen 7,5 ton buah melon jenis loa yin yang dikenal manis dan berukuran jumbo.
Dengan dibantu sejumlah pekerja, Sumarli memanen buah melon dari 1.000 batang tanaman. Melon jenis loa yin ini bisa dipetik setelah usia tanam tiga bulan.
"Saya menanam buah melon jenis loa yin, kelebihannya beratnya bisa mencapai 2,5 kilogram, serta rasanya manis. Kalau panen bisa dapat 7,5 ton," ujar Sumarli, Senin (29/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Keunggulan melon loa yin tak hanya pada ukurannya yang bisa mencapai 2,5 kilogram per buah, tetapi juga dagingnya berwarna kuning dengan rasa lebih manis. Tak heran, buah ini digemari masyarakat, terutama saat musim panas.
Saat musim panen, warga kerap membeli melon langsung dari lahan. Selain mendapat buah yang segar, harganya juga lebih terjangkau.
"Saya makan buah melon jenis loa yin rasanya lebih manis dibandingkan jenis lainnya. Sengaja datang ke lahan agar bisa dapat melon yang lebih fresh," kata salah satu warga, Senewi.
Melon loa yin dijual Rp 6.000 per kilogram. Dari hasil panen kali ini, Sumarli bisa meraup cuan hingga Rp 45 juta. Buah melon tersebut tidak hanya memenuhi permintaan di Lumajang, tapi juga dikirim ke Semarang dan Yogyakarta.
(auh/hil)